Mohon tunggu...
chika sukahujan
chika sukahujan Mohon Tunggu... -

lahir dihari pendidikan nasional 20 tahun yang laluu... sejak lahir hingga kini menetap dibumi pertiwi, cewe Indonesia asli yang dari orok tidak pernah suka sinetron!!! sangat suka dengan baso,sayur asem, tempe goreng dan sambel terasi. pokonya makanan sunda(baso bukan makanan sunda y?!) saat ini sedang berjuang untuk mendapat gelar sarjana ekonomi di Universitas Jenderal Soedirman jurusan Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak ada MINYAK TANAH, SOLAR pun jadi

21 Agustus 2010   02:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada akar rotan pun jadi, kita sudah sangat sering mendengar pepatah yang satu ini,bukan?. lalu bagaimana dengan jika kita ganti kata-katanya menjadi "tak ada minyak tanah solar pun jadi"?. Teror "BOM HIJAU" makin hari makin merajalela, korban tak berdosa pun tak jarang yang langsung meninggal akibat ledakan yang terjadi disana-sini, masih untung jika selamat tapi tetap saja mengalami luka yang akan membekas seumur hidup, luka yang hanya akan mengingatkan pada kejadian mengerikan yang sudah menimpa.

untuk mengantisipasi hal tersebut, warga yang terutama tinggal didesa yang merasa enggan menggunakan gas untuk memasak karena takut akhirnya mulai back to basic menggunakan kompor minyak tanah. Tapi permasalahannya masih ada, seperti kita tahu sekarang sudah sangat jarang (bahkan hampir tidak ada) yang menjual minyak tanah secara bebas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Nah, saya menemukan fakta unik di desa Geresik kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan, kemarin saat saya mendatangi sebuah warung ada beberapa ibu-ibu yang membawa jerigen minyak dan menanyakan solar pada pemilik warung.

yang selama ini saya tahu, solar biasa digunakan untuk bahan bakar diesel. Karena penasaran saya pun bertanya pada ibu tersebut untuk apa beliau membeli solar, lalu salah seorang ibu menjawab untuk memasak. Memasak pakai solar?tanya saya pada ibu tersebut. Lalu beliau menjelaskan, karena merasa takut menggunakan kompor gas, maka beliau dan beberapa tetangganya terpaksa menggunakan kompor minyak tanah lagi, tapi sayang diwarung manapun tidak dijumpai minyak tanah. awalnya mereka coba-coba memakai solar yang dicampur dengan kapur barus yang dihaluskan sebagai bahan bakar  untuk kompor minyak. Hasilnya seperti minyak tanah biasa, api yang keluar biru dan tidak ada asap hitam sisa pembakaran. Maka semenjak itu, sebagian warga  yang takut menggunakan kompor gas ramai-ramai memakai solar yang dicampur kapur barus untuk memasak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun