Mohon tunggu...
Chika Aditya Ponco
Chika Aditya Ponco Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa kelas 12 MIPA 3 SMA Negeri 1 Waled

Saya mempunyai ketertarikan di bidang menulis. Hobi saya adalah mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esai Kritik Puisi "Aku Ingin" Karya Sapardi Djoko Damono

5 Maret 2024   11:49 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:54 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1989)

Puisi aku ingin karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah puisi yang romantis dan sederhana. Jika ditelaah lebih dalam makna puisi "Aku Ingin" adalah menggambarkan tentang perasaan cinta yang sederhana dan tulus untuk seseorang yang tersayang.

Dalam puisi "Aku Ingin" juga penyair menyampaikan kesedihannya. Hal tersebut dapat kita lihat pada bait pertama baris kedua dan bait kedua baris kedua. Sang penyair menggambarkan perasaan sedihnya karena ia tidak dapat menyatakan perasaannya lewat kata-kata. Meskipun demikian ia pun menyampaikan bahwa sebenarnya perasaan yang ia miliki itu tidak sederhana dan tidak perlu lagi untuk dibuktikan lewat kata maupun lewat isyarat, melainkan ia akan menyampaikan perasaannya lewat setiap pengorbanan yang telah ia lakukan untuk orang tersayang nya.

Pada bait pertama dan kedua baris pertama "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana". Kalimat tersebut menggambarkan penyair ingin mencintai seseorang dengan cara yang sederhana saja. Bahkan seolah olah tidak menunjukan rasa cinta nya. Akan tetapi dibalik itu semua ia mempunyai perasaan yang sangat dalam. Hanya saja cara dia menyampaikan perasaannya itu agak sedikit berbeda dengan orang pada umumnya.

"Dengan kata yang tak sempat diucapkan"

"Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan"

Pada bait pertama dan kedua baris kedua juga dapat mengandung makna bahwa penyair selalu memanjatkan doa-doa nya kepada yang maha kuasa untuk orang yang dicintai nya. Setiap doa yang ia panjatkan merupakan setiap kata yang tidak dapat ia ucapkan kepada orang yang dicintainya, dan itu merupakan salah satu caranya untuk menyampaikan rasa sayang nya.

"Kayu kepada api yang menjadikannya abu"

"Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"

Pada bait pertama baris ketiga dan bait kedua baris ketiga dalam puisi tersebut penyair menyampaikan tentang pengorbanan dalam cinta yang penuh keikhlasan. Seperti kayu yang terbakar api kemudian menjadi abu, lalu awan yang membuat hujan menjadi tiada.

"Kayu kepada api yang menjadikannya abu"


Penyair ingin menyampaikan bahwa perasaannya tulus, sekalipun cinta nya tidak terbalas. Perasaan yang ia miliki akan tetap ada walaupun orang yang dicintai nya tidak dapat melihat perasaannya itu. Sama seperti hal nya "Abu", ia ada namun tidak dapat terlihat.

"Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"


Dalam baris ini juga penyair ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa rasa cinta yang ia miliki untuk seseorang tidak selalu harus diungkapkan dengan perasaan yang menggebu-gebu. Melainkan perasaan itu dapat dibuktikan melalui pengorbanan yang ia lakukan. Penyair juga menyampaikan bahwa cinta itu adalah keikhlasan. Kata "Hujan" dalam kalimat tersebut dapat didefinisikan sebagai cinta. Yang selalu ikhlas menjatuhkan setiap perasaannya kepada seseorang yang ia cintai. Meskipun pada akhirnya perasaan tersebut perlahan akan hilang karena cinta nya tidak terbalaskan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun