Mohon tunggu...
Chika Aditya Ponco
Chika Aditya Ponco Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa kelas 12 MIPA 3 SMA Negeri 1 Waled

Saya mempunyai ketertarikan di bidang menulis. Hobi saya adalah mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pengaruh Politik Uang Terhadap Gen Z di Pemilu 2024

3 Februari 2024   10:00 Diperbarui: 5 Februari 2024   10:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada Bulan Februari 2024, bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi, yaitu Pemilu serentak pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) dan pemilihan umum legislatif (pileg) untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

Masyarakat indonesia merasa sangat antusias mengikuti kegiatan pemilu pada kesempatan kali ini khususnya Generasi Z. Pada pemilu tahun ini Generasi Z ikut serta menyumbang hak suara nya untuk mengikuti pemilu. Gen Z merupakan mereka yang lahir pada rentang tahun 1995-2010. Gen Z yang mempunyai hak suara pada pemilu kali ini adalah mereka yang sudah berumur 17 tahun. Pemilu pada kali ini juga didominasi oleh kaum milenial dan Generasi Z. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 mencapai 204.807.222 pemilih. Sebanyak 66.822.389 atau 33,60 persen pemilih dari generasi milenial. Sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85 persen. Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45 persen dari total keseluruhan pemilih.

Dengan di dominasinya Pemilu 2024 oleh dua generasi ini, maka penting untuk generasi muda untuk memahami , mengenali dan memahami visi misi  para calon peserta pemilu. Aspirasi Gen Z dan generasi milenial juga menjadi kunci kemenangan dalam pemilu 2024. 

Ditengah maraknya pemilu 2024 para calon kepala daerah atau anggota legislatif mengumbar janji manis pada saat kampanye. Tidak jarang juga sebagian dari mereka menebar amplop berisikan uang ataupun sembako yang akan dibagikan kepada masyarakat. Secara tidak sadar mereka telah melakukan politik uang.

Dilansir dari website resmi KPK menyebutkan bahwa politik uang (money politic) adalah sebuah upaya memengaruhi pilihan pemilih (voters) atau penyelenggara pemilu dengan imbalan materi atau yang lainnya. Dari pemahaman tersebut, politik uang adalah salah satu bentuk suap.

Tidak dapat dipungkiri lagi pada kenyataanya politik uang telah menjadi rahasia umum yang telah terjadi dan menjadi strategi turun temurun. Namun karena lemahnya sistem hukum di negara ini, menjadikan politik uang sebagai kebiasaan yang lumrah dan dianggap bukan merupakan tindak pidana serius.


Dapat dilihat dari kenyataannya bahwa karakteristik gen z jaman sekarang sudah berbeda dengan generasi sebelumnya seperti generasi boomers, generasi x, dan generasi-generasi sebelumnya.

Akademisi Universitas Serang Raya (Unsera), Ahmad Sururi mengatakan, tidak bisa dipungkiri setiap Pemilu dihiasi dengan fenomena politik uang. Sehingga Gen Z atau pemilih pemula terseret dengan kebiasaan yang menciderai demokrasi.

Hal ini dikarenakan kurangnya edukasi dan pengetahuan baik dikalangan muda. Dimana seharusnya generasi muda menjadi pelopor perubahan bangsa dengan memilih kandidat yang bisa bertanggung jawab atas jabatannya dan banyak berkontribusi bagi bangsa. 

Salah satu dampak negatif yang paling mencolok dari money politic adalah kondisi ekonomi yang tidak efisien dalam proses demokrasi. Ketika uang memainkan peran dominan dalam politik, suara rakyat menjadi terpinggirkan. Calon atau partai politik yang kaya memiliki keunggulan dalam mempengaruhi pemilih melalui kampanye yang mahal, sementara calon yang berkualitas tetapi kurang mendapatkan dukungan finansial sering kali tertinggal.

Kita sebagai generasi Z harus pandai memilah dan memilih pemimpin yang jujur, kompeten, dan bertanggung jawab, yang tidak terlibat dalam politik uang. Hanya generasi muda lah yang bisa membuat perbedaan. jadilah generasi yang bebas dari politik uang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun