Mohon tunggu...
Chika AndaristaWijayanti
Chika AndaristaWijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

food, entertainment.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Esensi Bermain Anak Usia Dini Perspektif Psikologi

25 Juni 2022   11:16 Diperbarui: 25 Juni 2022   11:28 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak usia dini merupakan anak yang sedari sejak janin hingga usia 6 tahun. Anak usia dini merupakan usia emas dalam perkembangan sebagai individu. Seorang anak mengalami tahap perkembangan baik dari perkembangan sosial, emosional, fisik, bahasa, maupun intelektual. Anak usia dini berkembang dari berbagai aspek seperti perkembangan motorik kasar maupun halus, berkembang aspek kognitif, aspek sosial emosional, dan fisik. Pemberian stimulus dapat membantu dalam perkembangan jasmani dan rohani anak. Perkembangan jasmani dapat diperoleh pada latihan gerak dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan yang diperlukan untuk pertumbuhan berikutnya. Umumnya latihan gerakan diiringi dengan perasaan senang dan nyaman untuk melatih fisik dan motorik pada anak. Rasa senang dan nyaman itu diasosiakan dalam keseharian anak ketika bermain sambil belajar (Farhurohman, 2017).

Anak usia dini hakikatnya adalah bermain, anak sangat menyukai permainan apapun benda dapat dijadikan mainan oleh anak, anak dapat bermain apa saja dan dimana saja sesuka hatinya. Sesuai perasaan yang dirasakannya anak merasa senang dan nyaman ketika bermain. Bermain merupakan kegiatan utama yang dilakukan anak hampir setiap waktu dalam keseharian. Aktivitas anak sejak bangun hingga menjelang tidur pada dasarnya adalah bermain. Kegiatan bermain adalah hal penting dan utama dalam keterlibatan perkembangannya. Bermain bagi anak merupakan media belajar bukan hanya sekadar mengisi waktu. Dalam bermain tentunya terdapat nilai positif dalam perkembangan kepribadiannya.

Dalam bermain anak lebih dapat mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, melakukan eksperimen-eksperimen tertent. Fungsi bermain pada anak usia dini memiliki pengaruh maksimal bagi perkembangannya. Melalui bermain anak mendapatkan banyak pengalaman atas eksplorasi yang diperolehnya, sembari belajar dan melaksanakan tugas perkembangan dengan menyenangkan. Dengan bermain anak lebih mengenal situasi keadaan disekitarnya, anak belajar bersosialisasi, dapat mengekpresikan perasaannya, dan lebih berkreasi. Bermain pada anak sebagai sarana hiburan bagi dirinya sendiri karena merasa nyaman dan senang. Sejatinya dunia anak adalah dunia bermain maka setiap aktivitas anak didominasi dalam kegiatan bermain.  

Dalam teori psikologi permainan merupakan dorongan dalam diri anak yang tidak disadari pada anak-anak orang orang dewasa. Terdapat dorongan penting menurut Alder yaitu dorongan berkuasa, dan menurut Freud dorongan libidi sexualis atau seksual. Menurut Alder permainan memberikan pemuasan atau kompensasi terhadap perasaan-perasaan diri yang fiktif. Dalam permainan pun dapat disalurkan perasaan-perasaan yang lemah dan perasaan rendah hati. Bermain mengembangkan kemampuan fisik motorik ketika melalui permainan motorik halus dan kasar, belajar keseimbangan, kelincahan, mengontrol anggota tubuh, koordinasi mata dan tangan.  Aspek sosial emosional anak berkembang ketika bermain melalui dengan bermain merasa menjadi diterima dalam kelompok, mempunyai rasa memiliki, belajar bekerja sama dengan kelompok dengan perbedaan yang ada. Aspek kognitif anak dalam bermain berkembang saat anak memiliki kemampuan dalam meningkatkan perhatian dan konsentrasinya, mampu berfikir secara divergen, mengembangkan sudut pandang, mengembangkan kemampuan berbahasa, memunculkan kreativitas, dan melatih ingatan.

Bermain pada anak usia dini merupakan bermain sambil belajar merupakan aktivitas yang dilakukan dengan perasaan senang, nyaman, tanpa adanya unsur paksaan, namun diharapkan dapat menciptakan hasil perkembangan yang baik bagi anak. Bermain merupakan sarana anak dalam menemukan hal-hal baru dengan cara yang menyenangkan dan sarana menyalurkan energinya. Fungsi permainan bagi anak usia dini berhubungan langsung dengan kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan khusus memecahkan masalah yang ditimbulkan dalam kehidupan lain. Anak merupakan makhluk unik yang kreaif dan dinamin serta bermain adalah dunianya.  Adakalanya bermain enjadi bermakna ketika bermain itu menjadi sarana belajar, bermain itu bergerak, dan bermain membentuk perilaku melalui pembiasaan (Wahyuni & Azizah, 2020).

Manfaat bermain bagi anak diantaranya, bermain memicu kreativitas, bermain bermanfaat mencerdaskan otak, bermanfaat menanggulangi konflik, bermain memiliki manfaat dalam melatih empati, bermanfaat mengasah indera, bermain sebagai media terapi, bermain itu melakukan penemuan. Sedangkan bentuk-bentuk permainan meliputi bermain sosial dan bermain sosio dramatik. Bermain sosial diantaranya bermain seorang diri, bermainan sebagai penonton, bermain pararel, bermain asosiatif, bermain kooperatif, dan bermain dengan benda. 

Bermain pada anak sejatinya memiliki tujuan tertentu yang mungkin kurang disadari oleh dewasa, dimana ketika bermain anak sedang mengembangkan kreativitas dan potensi yang terdapat dalam dirinya guna menjadi modal dimasa depan ketika menghadapi permasalahan hidup. dalam bermain pastilah anak menyukai suatu permainan yang paling menjadi daya tariknya atau yang paling disukainya. Bisa jadi ketika akan senang akakn permainan itu dan menikmatinya anak terdapat bakat yang dimiliki anak saat bermain. Tentunya ini perlu menjadi perhatian khusus bagi orang dewasa disekitarnya agar dapat mengarahkan kemampuan lebih yang dimiliki anak terkait dengan apa yang diminatinya.

Referensi :

Farhurohman, O. (2017). Kata Kunci: pendidikan anak usia dini. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2(1), 27--36.

Wahyuni, F., & Azizah, S. M. (2020). Bermain dan Belajar pada Anak Usia Dini. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 15(01), 161--179. https://doi.org/10.37680/adabiya.v15i01.257

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun