Mohon tunggu...
Chika Gianistika
Chika Gianistika Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Trainer, Researcher, Writer

Seorang yang memiliki prinsip hidup eudemonisme dengan paradigma stoikisme.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bahagialah, Sebelum Bahagia Itu Dilarang!

25 Maret 2024   17:33 Diperbarui: 26 Maret 2024   11:10 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kesenangan juga bersifat aktual, tidak ada pengaruh atau sumber kesenangan dari masa lampau dan masa mendatang.

Nah, pandangan ini cocok untuk dijadikan dalil bagi kamu yang sedang berjuang untuk move on dari mantan terindah. Harus diingat bahwa masa lampau tidak memberikan kesenangan. Jadi, mari kita lupakan dan moving on !

Kemudian, pandangan Aritippos ini diperluas oleh Epikuros, yang menyebutkan bahwa kebahagiaan itu bukan hanya tahap badani saja, namun lebih luas lagi.

Kebahagiaan itu adalah kebebasan dari rasa nyeri dan kebebasan dari keresahan jiwa.

Dalam menilai kebahagiaan, menurut Epikuros, kita juga harus memandang kehidupan sebagai keseluruhan termasuk masa lampau dan masa depan.

Nah, pandangan ini adalah kebalikan dari pandangan hedonism tadi, jadi masih ada yang mendukung bagi para pejuang move on yang masih sulit melupakan kenangan mantan. Tergantung dari pandangan siapa yang akan kamu pakai.

Tapi, pandangan Plato berbeda lagi.

Menurutnya, kesenangan berbeda dengan kebahagiaan. Kesenangan bersifat sementara, sedangkan kebahagiaan bersifat lebih lama.

Seperti misalnya ketika kita haus, maka minum. Rasa ketika kita minum adalah kesenangan karena tidak berlangsung lama.

Plato juga mengungkapkan bahwa kenikmatan harus dibedakan dengan kebahagiaan. Hidup bahagia pasti nikmat, tapi nikmat tidak selalu bahagia.

Misalnya, kita sedang stress karena banyak, tugas dan pekerjaan, saat stress itu kita haus, maka kita minum. Rasa hausnya hilang, namun tidak bahagia karena kita masih merasakan stress akibat banyak tugas dan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun