Mohon tunggu...
Chika Kayla
Chika Kayla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kimia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa hobby saya adalah makan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Saintis Pesimis Mengatasi Pemanasan Global? Mengapa Demikian?

17 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 17 Juni 2024   18:05 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ya, Kemungkinan besar saintis pesimis mengenai kemungkinan untuk sepenuhnya mengatasi pemanasan global. Berikut Penjelasannya:

Pemanasan global adalah salah satu tantangan dan isu lingkungan terbesar yang dihadapi oleh seluruh manusia di dunia ini. Dipercepat oleh aktivitas manusia, pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang sangat signifikan di seluruh dunia fenomena ini ditandai dengan peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi akibat akumulasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer, seperti karbon dioksida(CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Dampaknya meliputi perubahan iklim ekstrem, kenaikan permukaan air laut, serta gangguan pada ekosistem dan keanekaragaman hayati. Meskipun ada banyak upaya untuk menanggulangi masalah ini, terdapat perdebatan mengenai optimisme atau pesimisme para saintis dalam mengatasi pemanasan global. Artikel ini akan mengkaji mengapa beberapa saintis mungkin pesimis dalam menghadapi masalah ini.

Meskipun ada upaya internasional yang cukup signifikan untuk menanganinya dalam upaya mengatasi dampaknya, saintis sangat berperan penting dalam penelitian dan pengembangan solusi tetapi banyak ilmuwan tetap pesimis mengenai kemungkinan untuk sepenuhnya mengatasi masalah ini.
Sebagian saintis mengekspresikan pesimisme dalam menghadapi pemanasan global. Mereka memperhatikan masalah ini termasuk tantangan politik, sosial dan ekonomi. Para saintis juga mengkhawatirkan ketidakmampuan masyarakat untuk mengubah pola hidup yang merusak lingkungan. Salah satu alasan utama di balik sikap pesimisme ini adalah lambatnya respon global terhadap perubahan iklim. Meskipun sudah banyak bukti tentang dampak pemanasan global sangat kuat, tetapi langkah-langkah yang di ambil untuk mengurangi emisi karbon dan membatasi perubahan iklim sering kali terhambat oleh kepentingan pribadi dan ekonomi. Meskipun tantangan yang di hadapi untuk megatasi perubahan iklim sangat besar, sikap saintis pesimis memang memberikan peran penting tentang masalah ini, namun sikap optimisme yang realistis dapat mendorong tindakan nyata menjadi pendekatan yang lebih produktif untuk mengatasi pemanasan global ini.

Berikut beberapa alasan mengapa para ilmuwan pesimisdalam menghadapi pemanasan global:

1. Perubahan iklim yang cepat

Salah satu alasan utama para ilmuwan dalam menghadapi pemanasan global yaitu perubahan iklim yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. berdasarkan data menunjukan bahwa suhu global meningkat lebih cepat, hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa tindakan yang diambil saat ini tidak akan cukup untuk mencegah dampak pemanasan global.

2. Kurangnya kerjasama internasonal

Kerjasama internasional adalah kunci utama untuk mengatasi pemanasan global, namun masih terdapat beberapa negara yang belum berkomitmen penuh dalam perjanjian iklim.

3. Ketergantungan pada bahan bakar fosil

Pemanasan global masih sangat berkaitan dengan bahan bakar fosil seperti minyak, gas dan batu bara. Manusia sampai saat ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, banyak manusia yang menggunakan kendaraan dari bahan bakar fosil meskipun sudah di ciptakan kendaraan menggunakan sumber enrgi listrik tetapi cara tersebut masih belum efektif untuk mengatasi pemanasan global.

4. Kurangnya kesadaraan terhadap diri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun