Mohon tunggu...
Chika Aprilia
Chika Aprilia Mohon Tunggu... -

Love the life you live. And live the life you love. Mahasiswi pecinta bola #COYG #GER

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Cinta Kau (Tidak) Juga Agamamu...

2 Juli 2014   20:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:48 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita bertemu dengan tidak sengaja, kita tidak saling mengenal, mencari apalagi untuk berhubungan.

Bukan kita yang ingin terlahir berbeda... Ketika cinta mampu mempersatukan dua insan yang berbeda umur, derajat, kasta bahkan hal yang paling sensitif nan sakral bagi umat manusia di dunia, yaitu Agama..

Akankah cinta mampu menembus dinding perbedaan itu?

Akankah sucinya cinta bisa meluluhkan batas-batas suku agama yang masing-masing akan berjuang mempertahankan kekuatannya?

Dapatkan kita, yang telah dipersatukan oleh cinta, bersatu dalam Tuhan?"

Jakarta, 26 Juli 2009

Pagi ini disambut oleh cuaca yang cerah, seperti hari-hari sebelumnya. Jakarta, ibukota kita tercinta ini selalu dilanda macet. Suara kopaja yang membuat telingan tuli, hingga bau dari asap mobil dan bau khas kopaja harus dilewati demi mencapai sekolah baru yang akan menjadi sekolahku kelak. Ya, aku adalah calon siswa SMA, Sekolah Menengah Atas yang menjadi dambaanku selama ini. Di SMA aku bakal punya banyak teman baru, menjadi populer, disenangi kakak kelas dan memiliki pacar ganteng dan kakak kelas pastinya...

tiba-tiba DUGGGG...  "aduhh, busehh sakit amat kepala gue, dasar kursi sialan, errrrrr.." rem mendadak kopaja menyadarkan gue dari khayalan gue tentang sekolah yang akan gue datangin sebentar lagi.

"Makanya jangan menghayal mulu, sakit kan kalo sadar.." kata Rika sambil tertawa dengan ciri khas senyumannya, yaitu matanya yang ikutan merem saat dia ketawa hihihi:P

Rika ini adalah temen seperjuangan gue dari SMP, meski kita berbeda kelas saat SMP namun kita tetap akrab, dia dan pacarnya, Dimas sama-sama berangkat menuju sekolah. Hari pertama bagi gue dan Rika merasakan duduk dibangku SMA dan juga Dimas, pacarnya Rika yang telah menjadi kakak kelas di SMA.

"Tau nihh, gimana sih bang pake rem mendadak segala, gue kan lagi seru-serunya nghayal" kata gue ngegerutu sendiri.

"Ehh kita sudah sampai, ayo adik-adik kita turun" kata Dimas sambil bergaya layaknya guru TK menuntun muridnya turun dari bus pariwisata.

"Eh, yank pegangin tangan aku dong, aku takuuut.." kata Rika sok manjaa sama Dimas.

"Plisss deh Rik, lo ga bakal jatuh kok, mobilnya kan berhentiii, lebaayyy.." Gue langsung jawab dengan cepat.

"Yeeee... envy yah kamu ahhaha makanya punya pacar dong." kata Rika sambil senyam senyum

"Enggak ah, ngapain cari pacar, gua kan mau sekolah disini, bukan pacaran woooo..." Kata gue sok sokan membela diri, padahal mah sebenernya gue rada iri sih sama Rika, tp gue emang berniat buat ga cari pacar satu sekolah. Gua mau pacaran sih, tapi ga yang satu sekolah. Itu janji gua sama someone dulu. Siapa sih someone itu? Mau tau? dia nanti ada kok ditengah-tengah cerita. Okesip lanjut.. :)

Bell udah mau bunyi karena jam di dinding depan sekolah hampir menunjukkan jam setengah tujuh. Dan..

"Rik, kita harus ke mading sekarang, kalo gak bisa-bisa kita telat masuk kelas. Mudah-mudahan kita sekelas yaa.."

"Iya Asmaraanooo ayoo.." kata Rika sambil menarik tangan gua.

"Rik, nama gue Asmaraniii buka Ranoo-rano yang lu bilang itu emang nya gue Rano Karno-_- Buatin nasi kuning ya udah ganti-ganti nama gue.." kata gue sambil melihat-lihat mading

"Aduhh raniii lo bawel banget banget sih.. Tuh cari nama lo, gue dapet X AP 4, lo apa?" kata Rika sambil nunjukin namanya ke gue.

"Yaah Rik gue dapet X AK1 lagi. Ehh tapi tetep okean gue dong dapet kelas pertama hahaha :D Tapi Rik, kenapa kita selalu pisah dr SMP?" Jawab gue sambil memandang Rika.

"Iya nih Ran, aduhh bisa cengo nih gue dikelas sendirian. Mana ada Ratu lagi dikelas gue."

"hmm, justru enak dodol, lu kan bisa duduk bareng sama dia, nah guee gimana? Gak ada yang gue kenal satupun mahkluk disana, modal nekat aja nih gue.." kata gue ke Rika.

KRRIIIINGGGGGGG....

Bel tanda masuk pun berbunyi tanda akan dimulainya jam pelajaran pertama dihari senin, hari pertama di sekolah ini.

"Rik, walaupun kita beda kelas, kita kan bisa BBMan, kalo pulang juga bisa bareng naik si Ijo (Kopaja) bareng-bareng bebeb elu kaya biasa, kita juga bisa jajan bareng pas istirahat. Udahlah kita masuk ke kelas yuk, nanti ceritain yah gimana kelas lu, oke sayang?" kata gue ke Rika dengan mantap.

"Oke see you Asmara.." kata Rika sambil cipika cipiki *sensooor* :D

...

Sampai dikelas ternyata sudah ramai, sudah banyak anak-anak yang ada di dalam kelas dan tadaaaaa... Gue mulai bingung mau duduk dimana dan sama siapa-_- yaiyalah secara disana ga ada satupun mahkluk yang gue kenal. Boro-boro cin, di sekolah ini cuma ada gue, Rika dan Ratu yang berasal dari SMP yang sama.

Gue diem dikelas, berdiri mematung meperhatikan muka2 yg ga satupun gue kenal. Gue berharap da salah satu sodara jauh atau temen SD,SMP, temen main gue yang nyasar dikelas in sampe ada satu cewek manis yang nawarin gue buat duduk disampingnya..

"Hei cewek, sini duduk nanti diomelin guru loh berdiri disana" katanya sambil menyapa gue.

"Hah? Gue?Emang ga ada disana yang duduk?" Jawab gue cepet.

"Enggak kok, gue sendiri"

"okesip.." Gue meluncur segera.

Akhirnya gue duduk dibangku kedua dari depan, yah notbad lah, setelah duduk kita saling berkenalan satu sama lain. Ternyata dia namanya Putri, gadis manis asal kediri ini juga sama seperti gue dikelas itu, dia ga punya temen satu SMP.. Dan gue baru sadar kalo sejauh gue duduk dikelas ini, belom ada satupun temen yang nyapa gue selain Putri. Ternyata hari-hari di SMA ga sesuai ama yang gue bayangin di kopaja tadi, seperti di FTV. FTV itu bohong-_-

Gak terasa udah tiga bulan gue sekolah disekolah ini. Gue sudah punya lebih banyak temen, kaka kelas, guru dan teman-teman yang berasal dari ekskul dan organisasi lain di sekolah ini. Ya gue adalah anggota OSIS, meskipun angkatan kami belum resmi dilantik menjadi OSIS, gue udah punya banyak kenalan dan hampir satu sekolah ini mengenal gue *lebay* baik itu laki-laki ataupun perempuan atau keduanya dan fase itu membawa gue pada suatu keinginan buat memiliki pacar, ntah siapa yang jadi pacar gue kelak gue gak tau. Sampai akhirnya hari pelantikan gue tiba.

Fix, gue pun jadi anggota OSIS SMKN 7 Jakarta. Suatu kebanggaan bagi gue karena gue punya semacam lencana yang nunjukin identitas gue sebagai OSIS gak sia-sia, perjuangan gue selama ini buat dapetin itu semua.

Well, ini udah bulan ke 5 gue sekolah disini. Dan gue belum sama sekali yang namanya pacaran. Disaat temen-temen gue yang nb nya adalah siswa/i biasa justru sudah berkali-kali berganti pacar. Nahh gue?? Banyak yang bilang gue ini orangnya pemilih, ya mungkin benar karena ga sulit buat dapetin siapa aja yang gue suka saat ini *somboong*, tapi sayangnya, gue ga suka siapa-siapa.. Gue gak tau kenapa dari ratusan orang yang ada disekolah ini yang bisa buat gue jatuh cinta. Semuanya biasa aja..

Sampai suatu saat ada seseorang kaka kelas...

Saat itu gue sedang sibuk-sibuknya ngurus acara buat natal. Dan kakak kelas itu adalah pengisi acaranya, kita bertemu dan berantem sampai tiada hari tanpa bertengkar. Di telepon, di sms bahkan jejaring sosial pun kita selalu bertengkar. Namun itulah yang buat gue sama-sama merasa rindu saat tidak bertemu dan berantem, dan saat itulah cinta sama-sama menyatukan kita *ciah* :D

Ya dia adalah Kevin, siswa kelas XI sekolah kami yang terkenal sebagai trouble maker, peduli setan saat ini hanya cinta yang kami tahu dan cinta diatas persamaan itu juga lah yang membuat gue melupakan janji pada someone dimasalalu gue, dia adalah Jadshu pacar masalalu gue di SMP.

Kami jadian dimalam natal, kami benar-benar bak pasangan dimabuk cinta malam itu.Tak ada yang bisa memisahkan kita selain maut, ciyeeeehhh... *jomblo harap tutup mata dibagian ini* :)

Namun kemesraan itu tidak berlangsung lama, waktu dan komunikasi lah yang menyebabkan adanya orang ketiga dan kelima dalam hubungan ini. Gue sangat-sangat depresi kenapa hubungan yang dilandaskan dengan cinta yang tulus, persamaan agama dan latar belakang berakhir secepat umur jagung? Mengapa? Mengapa Tuhan? Mengapa saat yang berbeda agama dengan sangat kuat mempertahankan cinta mereka tapi kami yang usdah sama kau biarkan berakhir Tuhan??? :(

Rasa sayang itu tetap sama, sampai ada seseorang anak dari kelas X AP 1. Yang saat itu menjadi bendahara di Extrakulikuler Rohis (Rohani Islam) mulai menghiburku. Tiap kali kita bertemu dalam rapat-rapat agama islam disekolah kami bercanda, saking seringnya kita bercanda hingga gue punya sebuah nama panggilan khusus buat dia yaitu tomaat, ntah hanya karena seringnya kita bercanda hingga kata-kata itu selalu muncul atau karena dia mulai spesial dihati gue. Karena pembawaannya yang humoris dan perhatiannya yang ekstra membuat perlahan hati gue melupakan kak Kevin, pacar pertama disekolah ini yang membuat gue sadar bahwa persamaan didalam agama dan suku belum tentu bisa menjadi pondasi dalam menjalankan suatu hubungan.

Tanpa gue sadari, rasa sayang dan nyaman saat berada disampingnya membuat gue nyaman.

Jadian! Ya, ironi memang, saat seorang anggota Rohani Islam berpacaran dengan seorang anggota Rohkris atau Rohani Kristen. Dan semenjak detik itu kita menjadi bincangan satu sekolah, teman-teman dia yang kebanyakan beragama muslim risih, begitu juga teman-teman gue. Namun cinta yang membuat kita bersatu ditengah perbedaan yang berat. Agama pun tak terasa mengganggu, kami tetap bersama bahkan sampai kami naik ke kelas dua sekolah menengah atas. Di kelas dua pun kami makin mendapatkan cobaan bagi hubungan kami yang berbeda keyakinan ini. Temannya yang semua baik-baik saja dengan hubungan kami mulai menunjukkan ketidaksukaannya pada gue. mereka yang beragama muslim sangat tidak rela jika seimannya berpacaran dengan agama gue, kristen.

Namun sekali lagi cinta, cinta lah yang membuat kita bisa bertahan dalam berbagai keadaan pahit ini, cinta pula yang menggerakkan hati seorang manusia, menggerakkan hatinya untuk mengucapkan selamat natal kepada keluarga kami saat hari natal tiba dan cinta pula lah yang membuat gue mampu menemani, menyemangati dia dalam menjalankan Puasa Ramadhan, mengunjungi rumahnya sekedar untuk bersilahturahmi dan bahkan hanya untuk sekedar menemani buka puasa bersama.

Kita seakan bisa melewati jurang pemisah tersebut sampai kita naik ke kelas tiga SMA. Setahun lebih sejak di kelas satu semester akhir kita lewati berdua, suka duka dan pengorbanan satu sama lain membuat kita sangat dekat dan saling memiliki. Tak ada lagi yang disembunyikan. Segalanya terbuka, bahkan sampai masalah sekecil apapun.

Tibanya di semester 2 berarti dua tahun sudah kita sama-sama jalani cinta beda agama ini. Kita sudah yakin dan sama-sama ingin bersatu. Namun dapatkah kita bersatu atas nama Tuhan suatu saat nanti?

Jawabannya adalah Tidak! Sampai kapanpun Islam takkan pernah bersatu dengan Kristen. Itu sudah jelas, Layaknya Palestina dan Israel. Begitulah gambaran umat Islam dan Kristen di dunia.

Sampai kapanpu takkan bisa bersatu, takkan bisa....

Tomat hanyalah kenangan, kenangan bersamanya selama 2 tahun takkan hilang dari otak ini sampai Tuhan mengambilnya kembali. Suka duka yang telah kita alami, hujan yang dia terpa hanya dengan selembar rompi tipis karena seusai bertanding demi menjemput gue yang terjebak banjir tengah malam dirumah salah satu teman gue, Uang jajan nya yang rela dia tabung dan simpan cuma buat beliin gue boneka ungu, Uang jajan yang rela dia kasih ke gue cuma buat service handphone yang gue banting cuma karena gue kesel, Surprice-surprice kecil yang coba dia berikan saat hari ulang tahun gue, ataupun annive kita, Uang hasil arisan yang digunakan untuk keperluan pribadi gue dan yang ga terlupakan sampai saat ini adalah saat dia memberikan gue surat cinta menggunakan huruf steno(huruf rahasia yang digunakan sekeretaris) tidak akan pernah hilang dari ingatan gue. Gimana ekspresi lucu dan khawatirnya untuk membuat gue tertawa saat ngambek akan selalu disini, dihati dan diotakku.


Mengapa kita berbeda?

Mengapa ada banyak agama di di dunia jika Tuhan itu memang hanya satu??

Mengapa sepasang cinta yang tulus tak bisa bersatu hanya karena agama??

Bukankah Engkau penuh kasih??

Namun mengapa kasih itu menjadi hambar dan kosong hanya karena perbedaan agama??

Akupun tak mau terjebak dalam masalalu, dan akupun tak ingin menghadapi masa depan tanpamu..

Tuhan, apakah yang sudah dipersatukan oleh cinta dapat dipisahkan oleh agama??

Bukankah Engkau penuh cinta dan kasih?

Jika memang Engkau mengatur jodoh tiap umat-umatMu, mengapa harus kau atur dia ada di skenario hidupku, padahal Kau tahu kita berbeda..

Bukankah Ismail dan Ishak berasal dari Ayah yang sama, lalu mengapa keturunannya berbeda??

Lalu salah siapa?

Salah siapa Tuhan??

Bukankah Engkau Esa??

Maafkan aku Tuhan,

Sempat memberontak rencanaMu, berusaha mencocokkan keinginan ku dengan RencanaMu yang Agung..

Kau telah terlalu baik, menjagaNya sehingga aku bisa melihatnya hingga saat ini..

Jaga dia selalu untukku Tuhan, satukan kami di Surga Mu nanti..

Aku sayang dia..


Satu kalimat terakahir sebelum kepergiannya yang sampai sekarang terekam jelas dibenak gue adalah:

" Dua tahun bukan waktu yang singkat, kita sudah bersama-sama selama itu.

Aku dan kamu sama-sama istimewa, mungkin itu adalah alasan mengapa Tuhan mempertemukan kita berdua dan mempersatukan kita dalam cinta, kita sama-sama memiliki sebuah organisasi sehingga kita bisa saling mengerti keadaan kita masing-masing. Kita sempat terpisah dan takdir cinta yang menuntun kamu balik lagi ke aku.

Dan apa yang ada pada kita saat ini adalah berkat masalalu. Kamu tahu perasaanku, kamu tahu hatiku, dan kamu juga tahu perbedaan apa yang menghalangi kita. Jika kita bisa bersama dan melewati 2 tahun ini, bukan tidak mungkin kita bisa bersama selamanya. Sekarang maukah kami selamanya disamping aku?

Maukah kamu, sampai kita siap untuk menikah mendampingiku?

Maukah kamu menjadi muslim untuk aku???"

Dan saat itu gue cuma bisa nangis. Gue sadar kalau gue sudah besar dan sebentar lagi akan bekerja ataupun menjadi mahasiswa, gue tahu hubungan ini ga nain-main lagi. Gue sangat-sangat ingin bersama dia, tapi gimana dengan agama gue?? Gimana dengan bokap dan nyokap gue?? Kenapa gak dia saja yang menjadi kristen dan kita kita hidup bahagia?? kenapa harus gue yang mengalah?? kenapa??

Gue nyerah...

Gue kalah dengan agama, gue kalah dengan keadaan..

Dan kita putus, bener bener putus dan ga mungkin lagi kembali seperti dulu saat masih bersekolah. Karena saat masih bersekolah pun kita pernah putus nyambung sebanyak 4 kali namun selalu kembali lagi dan makin menguatkan pondasi cinta kami. Dan kali ini benar-benar selelesai.

Gua nangis dan akan terus nangisin dia sampai hati gue benar-benar bisa melepas dan mengikhlaskan perpisahan kita.

Satu hal yang gue ga akan bisa gue lupain adalah persembahan terakhir dimalam perpisahan kita, malam prom nite yang menandakan perpisahan kita dengan seragam putih abu-abu dan juga perpisahan gue dan dia untuk selamanya. hal yang gak pernah gue sangka adalah saat dia bela-belain nge band dimalem itu cuma untuk membuat gue bahagia, membuat gue bangga dengan keterampilannya bermain musik. Selama ini dia hanya menyukai olahraga dan futsal. Kariernya sebagai pemain futsal timnas sekolah kami makin bersinar ketika terpilihnya dia menjadi line up tim utama sekolah kami dan juga berhasil mendapatkan peringkat 5 lari maraton se DKI Jakarta. Semua itu dia dapatkan saat kita bersama, kehadiranku seakan menjadi suntikan semangat bagi dunia nya.

Namun semua itu sudah sirna seiring berjalannya waktu, semua kisah indah yang dahulu pernah terukir sekarang hanya menjadi puing kenangan yang akan selalu hidup dalam sanubari dan pikiran masing-masing dari kita.

Memang benar bahwa kisah kasih di sekolah adalah yang terindah :)

Saat cerita ini selesai gua tulis, ini adalah genap 2 tahun sejak peristiwa perpisahan pilu nan menyakitkan itu. Sekarang masing-masing dari kita sudah menemukan dunia masing-masing yang berbeda, sudah hampir setahun kita tak berkomunikasi sampai suatu ketika aku menemukan broadcast dari salah satu temanku dan mencoba menginvite pin blackberry nya dan ternyata dia menerima nya.

Kenangan itu tetap ada, walaupun aku saat ini sudah terpikat kepada sosok terang dalam kegelapan, yang kini mendampingi hidup gue untuk sementara waktu, namun kisah indah kita dimasa lalu akan tetap abadi seiring waktu berjalan sampai Tuhan mengambilnya kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun