Mohon tunggu...
Chik Hikmawan
Chik Hikmawan Mohon Tunggu... profesional -

Pernah mendampingi masyarakat pedalaman Kalimantan Timur (SUku Dayak Bahau, Dayak Kenyah) selama 9 tahun, bersama masyarakat miskin kota di beberapa kabupaten di Jawa Barat. Sebuah kenangan dan pengalaman yang "amazing & unforgetable", karena masyarakat adalah universitas kehidupan, sehingga di "kampus" ini betah berlama-lama sebab dia adalah the real university.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Docang di Antara Rujak Hoaks

2 Mei 2019   23:14 Diperbarui: 2 Mei 2019   23:31 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

DOCANG, MAKANAN KHAS CIREBON MENU SARAPAN PAGI YANG SEHATSarapan pagi dengan menu rujak-Hoax, panggang-Gubernur atau goreng-Presiden tuh terlalu mewah, berat di ongkos kesehatan, karena setelah menghabiskan porsi sarapan model begitu bisa jadi kepala jadi nyut-nyut karena pengaruh "bumbu berat" yang dikandungnya. Kalau sudah seperti itu tentunya butuh beli obat, baik obat warung ataupun resep dokter. Kalau sampai berobat ke rumah sakit, walaupun menggunakan BPJS tapi tetap saja mahal di ongkos, karena antrinya membuat saya harus ijin off kerja, dengan begitu maka upah saya pun dipotong sehari pula, maklum lah tenaga kontrak.Untungnya saya tidak suka sarapan model seperti itu, begitu pula saya tidak suka sop cebong dan pepes kampret untuk menu makan siang atau makan malam. Tapi bukan berarti saya GOLPUT lho (saat ini), saya pun punya pilihan, tapi mencoba bersikap untuk tidak membabi-buta, karena saya pernah mengalami hal sebaliknya, yaitu dukung-mendukung dengan sepenuh jiwa,, cieeee,,, maksudnya mengidolakan berlebihan malah bikin stress setiap saat, ya banyak faktor yang penyebabnya, ada statemen pendukung kubu lawan lah yang menyerang, atau berita keunggulan lawan lah, dan banyak lagi. Syaraf di kepala rasanya tegang setiap saat, panas, bawaannya curiga melulu kepada setiap orang, dan yang jelas bertingkah aneh, ya aneh.
Kembali ke menu sarapan, hehe mendingan sarapannya makan DOCANG saja, makanan khas Cirebon yang enak, isinya dalam seporsi itu bermacam-macam, ada lontong plus kuah yang isinya daun singkong, waluh, toge, kacang, seledri, dan tentu saja kerupuk yang sudah diremas dengan gemas oleh penjualnya,, hmmmmm,, sedap banget.
Daripada pagi-pagi buka HP dan ikutin berita di mdia sosial yang berseliweran, pagi tadi saya memilih sarapan DOCANG sambil nongkrong di pinggir jalan, pikiran jadi membumi dan tentu saja bonusnya adalah jadi tumbuh empati kepada masyarakat pada tataran grass-root, mereka begitu gigih memperjuangkan kehidupannya walau dirasa berat tapi tetap tidak menyerah, seakan tidak terpengaruh oleh suasana panas pasca pilpres dan pileg, perbedaan diantara merekapun ada, tapi kebanyakan disikapi sebagai canda dan menjadi tawa, karena mereka sadar bahwa mereka tidak sedang berebut kursi kekuasaan, karena mereka hanya merasa menjadi penonton, bukan aktornya.
Sikap seperti itu tentu saja ada baiknya dan ada pula buruknya, debatable, tapi biarlah, yang penting di bangku kaki-lima docang ini senyum kami lebar tidak terbebani perbedaan.
Mari sarapan docang dengan jujur tanpa "DARMAJI" (dahar lima ngaku hiji),,,,
Selamat melanjutkan penghitungan suara, bagi KPU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun