seni melukis, pada Sabtu, 21 Desember 2024 yang berlokasi dikampus Meruya, Jakarta Barat.
Jakarta - Event Art Therapy bertema “Lukis Lepas” sukses menggandeng ratusan peserta untuk menelusuri kedalaman jiwa mereka melaluiDalam setiap tarikan kuas di atas kanvas, tersimpan cerita, rasa, dan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Hal ini diutarakan langsung oleh Dimas Alwin, S.Psi., seorang konselor yang menjadi pembicara utama.
“Tidak semua orang bisa mengungkapkan perasaan lewat kata-kata,” katanya, seraya menekankan pentingnya seni sebagai media alternatif untuk menyuarakan isi hati.
Dengan membayar Rp15.000 untuk seminar dan Rp50.000 untuk workshop, para peserta tidak hanya belajar melukis, tetapi juga menerima berbagai manfaat tambahan, mulai dari e-sertifikat (Skp), Goodie Bag berisi perawatan kulit wajah dan Merchant, hingga hadiah saldo e-wallet untuk tiga karya yang memilik makna paling dalam.
Lebih dari itu, pengalaman menyelami seni melukis sebagai terapi emosional menjadi hadiah terbesar yang dirasakan oleh para peserta.
Menurut Ketua Pelaksana, Maria Suningrat, “Lukis Lepas” dirancang untuk menghubungkan seni dengan kebutuhan akan kesehatan mental yang sering terabaikan.
“Kami percaya seni adalah ruang aman untuk meluapkan apa yang tak bisa diucapkan. Acara ini memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk menyembuhkan diri dengan cara yang kreatif dan menyenangkan,” jelasnya.
Workshop melukis menjadi momen yang paling dinantikan. Dengan suasana yang santai namun penuh makna, peserta menuangkan perasaan mereka ke atas kanvas.
Beberapa menggambarkan kebahagiaan, sementara yang lain menuangkan kesedihan yang artinya semua tanpa batasan, semua bebas.
“Melukis itu seperti berbicara, tapi dengan warna,” ujar Sekretaris acara, Chiesa Arin yang ikut memandu kegiatan, pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Arin menambahkan bahwa terapi melukis ini membantu peserta menemukan kembali kreativitas mereka yang mungkin lama terpendam akibat tekanan kehidupan.