Mohon tunggu...
Maya Dwi Herlyana
Maya Dwi Herlyana Mohon Tunggu... -

Seseorang yang sangat terobsesi dengan sebuah mimpi, angan, harapan, cita-cita dan kesuksesan. Tentang seseorang yang selalu ingin menampilkan hal berbeda. Tentang seseorang yang selalu berimajinasi. Dan tentang seseorang yang ingin mewujudkan semua mimpi-mimpi terindahnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terbang Tanpa Sayap

26 April 2012   03:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:06 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mungkin pada saat yang bersamaan kau akan meninggalkanku juga, dengan sebilah pisau maka kaupun akan mengancam dirimu sendiri dalam gelapnya malam.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi pada dirimu?"

"Aku meninggalkanmu bukan berarti aku pergi untuk selamanya".

Aku hanya ingin sejenak beristirahat, karena mungkin aku terlalu lelah dengan semua lelucon ini, terlalu memaksakan diri untuk jadi seperti yang aku mau. Menjadi api dalam air. Kau tau itu kan?

"Tetapi aku tidak ingin menjadi bara yang padam terkena hujan, harusnya kau tetap mengertikan aku"

Airmata meleleh seperti lilin yang massanya hendak terhenti. Jantungnya berdegup kncang.

"hahahahaha.. Apa kau lelah sayangku? Yayaya.. aku tahu itu"

"Ya... Aku lelah denganmu, aku lelah terus menunggumu, aku lelah dalam diamku, aku lelah dalam gerakku, aku lelah terus ada di belakang kau dan dia. Kau tahu itu?"

Senyumnya, membuatku tenang. Tawanya, membuat hariku berwarna. Dan candanya, membuatku bersemangat jalani hidup. Tapi kini, saat ini, aku cape. Tangisku membuncah memecahkan malamku.

Bisa kau bayangkan betapa sakitnya ketika kita harus menunggunya sementara ia bersenang-senang dengannya dan terus melontarkan janji-janji manis padaku.

Kini saatnya ku melepaskan semua, semua yang dulu kunanti dengan tak sabar. Ya... mungkin suatu saat nanti semua ini akan ku miliki kembali dengan yang lebih berarti walau ku berat melepasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun