"Apa kau mau mengajariku cara menangis?"
hahahahaa... memang terdengar konyol rasanya dengan pertanyaan yang ia lontarkam di malam itu.
"Apa kau sudah gila?" Tawaku melecehkan pertanyaannya yang memang nenurutku dirinya sudah tak normal lagi.
“Aku ingin mencari seseorang yang bisa mengajariku menangis. Apa kau tahu?mungkin ia ada di sudut kota ini"
kemudian matanya mengarah ke atas langit berhiaskan awan perak dan tersenyum seperti tak ingin. Nafasnya berhembus dengan baunya yang tak sedap, ya... nafasnya berbau sebuah kekecewaan yang mendalam.
Tertawa di saat sahabat terbaik kita sedang terluka, mungkin kau melecehkan lukanya yang dalam. Tapi ketahuilah, dia hampir mati karena pengkhianatan pasangannya dan kau harus belajar memahaminya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H