Sungai Citarum yang masyhur merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, yang memiliki panjang mencapai kurang lebih 270 kilometer. Sungai yang mempunyai nilai sejarah, ekonomi, yang tinggi ini mempunyai Hulu Sungai di Situ Cisanti Kabupaten Bandung dan bermuara di Muara Gembong Kabupaten Bekasi serta Kabupaten Karawang (Laut Jawa).Â
Aliran Sungai Citarum juga dimanfaatkan untuk pengairan sejumlah waduk atau bendungan di sekitar Sungai Citarum seperti: Waduk Saguling (Kabupaten Bandung Barat), Waduk Cirata (Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta), dan Waduk Jatiluhur (Kabupaten Purwakarta), keberadaan waduk sangat penting karena untuk menampung air hujan yang berlebih pada musim hujan, cadangan air ketika kemarau, pengendali banjir, irigasi, pembangkit listrik, budidaya perikanan, rekreasi, dll. Â Â Â
Sungai Citarum bersumber dari mata air Gunung Wayang, yang terletak di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, lokasi ini dijuluki sebagai titik nol kilometer Sungai Citarum.Â
Di titik nol kilometer Sungai Citarum, terdapat Situ Cisanti yang merupakan hulu Sungai Citarum, Situ Cisanti memiliki 7 (tujuh) mata air yang membentuk bagian hulu Sungai Citarum, yaitu mata air Citarum, Cikoleberes, Cikahuripan, Cihaniwung, Cisadane, Cikawudukan, dan Cisanti.
Keberadaan  objek wisata Situ Cisanti bisa dikatakan bersih dan terawat, menurut pemandu Situ Cisanti terawatnya Situ Cisanti tidak terlepas atas andil masyarakat sekitar terutama pemuda Karang Taruna yang turut serta menjaga dan merawat keberadaan mata air Situ Cisanti yang merupakan "nyawa Sungai Citarum", serta adanya peran pemerintah daerah, baik itu Pemkab Bandung, Pemprov Jawa Barat, maupun pemerintah pusat adanya gagasan Presiden Joko Widodo melalui program Citarum Harum pada tahun 2018, dengan tujuan mengembalikan fungsi dan keindahan Sungai Citarum.Â
Karena sebelumnya Sungai Citarum pernah tercemar berat dan sempat mendapat predikat sebagai sungai terkotor di dunia. Tidak heran bila Sungai Citarum mendapat predikat tersebut karena banyaknya yang membuang limbah ke Sungai Citarum, baik itu limbah industri pabrik maupun limbah rumah tangga. Â Â
Terawatnya Sungai Citarum sejatinya dimulai, dijaga, dan dipelihara, dari hulu sungainya sendiri yaitu Situ Cisanti. Situ Cisanti merupakan situ atau danau buatan yang fungsinya untuk menampung 7 (tujuh) mata air, luas Situ Cisanti sekitar 5 hektar.Â
Dahulu kala Situ Cisanti masih sepi pengunjung, banyak semak belukar, belum terawat seperti sekarang ini, bahkan belum banyak orang yang tahu kalau Situ Cisanti dengan tujuh mata airnya merupakan hulu Sungai Citarum, sekaligus sebagai titik nol kilometer Sungai Citarum. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Berada di kawasan dataran tinggi membuat Situ Cisanti berudara sejuk, pohon-pohon rindang berjajar rapi di sekitar tempat parkir kendaaran, seperti menyambut kita untuk memasuki Situ Cisanti lebih dalam. Suasana "hutan" yang terawat dan asri tampak membuat takjub pemandangan, ketika kita memasuki area Situ Cisanti.Â