Mohon tunggu...
Suci Gulangsari
Suci Gulangsari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulis dari hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Go Nazar, Go Whistle Blower, Pahlawan Kepepet

2 Juni 2011   12:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah romantika hitam putih penegakan hukum dan konstitusi di negara kita tercinta, akhir-akhir ini, terutama pasca "kicuan" M Nazaruddin, terduga kasus suap wisma atlet mengemuka, istilah whistle blower populer lagi. Bahkan begitu populernya, sehingga saya yang merasa tidak terlalu yakin dengan interprestasi saya sendiri tentang istilah Whistle Blower, harus (lagi-lagi) nanya kepada om 'Google'. Kata om Google, Whistle blower merupakan istilah bagi karyawan, mantan karyawan atau pekerja, anggota dari suatu institusi atau organisasi yang melaporkan suatu tindakan yang dianggap melanggar ketentuan kepada pihak yang berwenang. Kata om Google lagi, secara umum segala tindakan yang melanggar ketentuan berarti melanggar hukum, aturan dan persyaratan yang menjadi ancaman pihak publik atau kepentingan publik. Termasuk di dalamnya korupsi, pelanggaran atas keselamatan kerja, dan masih banyak lagi. Sayangnya om Google tak menjawab sewaktu saya bertanya, di Indonesiaku ini, kira-kira laporan para whistle blower itu atas kesadaran hati nurani atau atas dasar kepepet ya om?? Si om nampaknya mulai bingung dengan pertanyaanku, namun seperti biasa, ada saja jawaban dia. Dari sekian jawaban, ada satu yang 'nyerempet' ketidaktahuan saya, yakni petikan kalimat salah satu berita di detiknews.com yang berbunyi: Agus mengaku tidak merasa menjadi whistle blower. Pengungkapan kasus suap itu karena mengikuti hati nurani. Dia merasa lebih baik diungkapkan daripada disembunyikan."Saya tidak pernah merasa jadi whistle blower. Tapi kasus itu saya ungkapkan mengalir saja, karena kemudian setelah cerita soal kasus itu, isi pertanyaan KPK mengarah ke sana," beber orang Batang ini. Wow ..nice .. Bagaimana dengan Gayus Tambunan atau Susno Duadji yang tahun 2010 lalu pernah mendapatkan penghargaan Whistle Blower Award 2010 dari komunitas anti suap Indonesia dan KADIN Indonesia? Benarkah mereka benar-benar whistle blower sejati? Ataukah hanya sang whistle blower kepepet? Pasalnya, semua juga tahu bila Susno baru 'bernyanyi' setelah kasus 'Cicak vs Buaya' mencuat? Demikian juga Gayus baru 'berkicau' setelah masuk kasus 'Mafia Pajak'. Dan bisa jadi, akan demikian juga dengan M Nazaruddin yang kini tengah menjadi selebritis media lantaran diduga terkait kasus suap wisma atlet dan kasus lainnya. Dia pun jadi blower sana sini setelah posisinya kepepet pet ... peteng ndedet (gelap gulita)!! Mungkin, bila tidak ada 'celah kecil' (misalnya adanya 'hujan yang tidak merata di semua bagian'), yang membuat kecurangan para whistle blower ini terdeteksi dan terpojok, saya yakin seyakin-yakinnya tidak akan pernah ada 'nyanyian' itu. Tidak akan pernah ada fakta-fakta lanjutan yang menyertai mencuatnya sebuah kasus. Apalagi kalau semuanya sudah wassalam dari awal .. dijamin lancar car .. segala ketidakjujuran itu, dan akan terkubur manis hingga akhir zaman. Tidak akan pernah ada sang whistle blower. Logikanya, mana ada 'maling' yang langsung mengaku maling ...(kecuali kalau dia ketakutan lantaran diuber-uber arwah gentayangan korban yang mati karena ulah spontan berupa pembunuhan setelah ketahuan). Kayak kasus si Nazar ini, blowernya yang terlalu kencang telah membuat banyak pihak kepanasan. Seperti lagunya Sule, 'bola salju' mantan Bendahara Demokrat ini semakin membesar, menggulung apa saja, termasuk bumbu2 sms gelap yang membuat Pak Presiden SBY (Pak Beye) merasa difitnah. Dan terus membesar karena para kaki tangan pak Beye lebih memilih membalas fitnah dengan fitnah .. bukan dengan kebijakan, kehati-hatian dalam bertindak dengan 'menyetuh' hati orang-orang di sekitarnya agar mengungkapkan kebenaran dengan cara yang benar pula. Kebenaran tak harus ditunjukkan melalui 'permusuhan', itulah ajaran hidup, ajaran agama yang pernah saya terima sejak SD dulu (karena saya tidak pernah TK). Harusnya pak Beye senang dengan terungkapnya kasus Nazar .. Kalau mau konsisten dengan pemberantasan korupsi, dengan sentuhan hati nurani, bukankah justru Nazar bisa menjadi sang whistle blower yang (bisa jadi) akan memudahkan pendeteksian atas  kebobrokan sejumlah lini konstitusi yang tengah dipimpinnya kini? Tapi, apalah arti harapan jelata seperti saya ini. Bagaimana mungkin kita berharap banyak pengungkapan kasus-kasus besar  hanya dengan mengandalkan kesadaran hati nurani. Toh bukan tidak mungkin orang-orang yang kita harapkan bisa menjadi whistle blower itu adalah orang-orang yang sudah tidak punya hati,tidak berfungsi .. sudah tergadai atau mungkin sudah dicangkok dengan hati orang yang lain lagi. Kalau tidak punya hati,manalah mungkin pernah merasa bersalah. Ingat Gayus yang mengatakan di muka persidangan yang terhormat, bahwa menerima imbalan dari klien atau wajib pajak bukanlah menyalahi aturan. Artinya, dalam pemikirannya, itu haq ..rizki yang tak boleh ditolak. Dan pemikiran itulah yang sekarang banyak meracuni para pemangku negeri. Seperti halnya ketika teman lama saya, seorang pejabat esselon III di lembaga pemerintahan mengajak saya makan siang di sebuah resto ternama. Makan siang bersamanya, sejak dia masih pegawai rendahan dulu adalah biasa. Tapi ketika kini dia memiliki jabatan strategis dan nitip 'sesuatu' untuk anak saya sambil berkata, "Ada yang baru saja memberikan rizki buat saya .." serta disambung dengan kalimat .. "Ya beginilah kalau kita tidak pelit berbagi kepada sesama ..ada saja rizkinya", saya jadi terkesima. Saya tidak mau suudzon. Tapi terus terang fikiran saya sempat berjalan dan bertanya-tanya, rizki apa dan dari siapa yang dimaksudnya .. Ayolah Pak Ramadhan Pohan, wakil kami yang kini sering muncul dengan sensasi si mister "A" di televisi .. Jawab pertanyaan saya ini. Seperti kejelian Anda saat menjawab fitnah dengan balasan fitnah untuk mister "A" yang bisa jadi adalah .. "A"pa betul,"A"sal ngomong, A"sal-asalan, "A"lihan isu .."A"u ah glapppp ..... Ilustrasi:Google image

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun