Mereka menggenggam data penting - data yang mereka peroleh dari berbagai situs, hasil web-surfing.
Kini kumpulan data yang dipertukarkan dalam bentuk kode berupa angka-angka juga karakter tak lazim tersebut, masih berkedip-kedip di layar komputer mereka.
Dion dan Rosy saling berpandangan.
“Kita harus menyebarkan data ini ke tengah masyarakat koloni Z, agar mereka menyadari apa yang telah terjadi dalam penyelesaian kasus X ini,” ucap Dion bersemangat.
Data yang disebarkan memang jelas-jelas tanpa suara dan nada, namun berdampak dahsyat, mampu membisingkan indra, bahkan berpotensi menimbulkan kegaduhan, pikir Rosy gamang.
Gadis itu menggeleng perlahan, berujar,”Jangan gegabah. Aku khawatir, walau niat awal adalah untuk menyibakkan fakta secara terang benderang, namun dispersi data ini justru akan menimbulkan gejolak baru massa Z secara terstruktur, sistematis dan masif.”
“Gunakan resonansi halus, agar getaran yang ditularkan pun menjadi lebih kecil, dampak gelombang akan otomatis lebih lirih,” sergah Dion dengan yakin.
”Keyword-nya adalah tingkat kepekaan. Ambang dari resonansi halus.”
Sambil menekan beberapa tombol sekaligus, Rosy mencoba mengadakan simulasi gelombang nada.
Ia menyimpulkan,”Itu relatif. Karena bisa saja, jika koloni Z berhasil men-tracking kita, dan menemukan portal ini, kita akan dianggap perusuh, penyebar ketidakbenaran.”
Indra yang sedari tadi terdiam, menengahi perdebatan ini,”Jangan khawatir, walau data ini berhasil disebarluaskan, kemungkinan untuk menimbulkan hingar-bingar, hanya sepuluh persen. Karena ada persayaratan utama pada peristiwa resonansi, yakni kesamaan frekuensi dari obyek di dekatnya.