Mohon tunggu...
Chichi Aja
Chichi Aja Mohon Tunggu... Administrasi - Teacher and Education Influencers

just me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rindu Guru

17 Oktober 2020   07:16 Diperbarui: 17 Oktober 2020   14:02 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai dari Tanggal 16 Maret 2020 sekolah ditutup, siswa belajar dari rumah secara daring, biasa disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar dari Rumah (BDR). Telah tujuh bulan siswa tidak bertemu lagi dengan guru dan siswanya secara langsung, mereka saling bertemu saat zoom meeting saat pembelajaran virtual. 

Betapa siswa dan guru saat ini saling merindukan, lama tak bertemu, lama tak bercerita, lama tak belajar bersama, tak lagi melakukan kegiatan di sekolah dan banyak lagi kegiatan yang telah lama ditinggalkan. Guru, siswa, orang tua dan para pejabat persekolahan semuanya bekerja lebih ekstra lagi, karena keadaan pandemic covid 19 yang mengubah total kehidupan kita semua. Manusia sebagai mahluk sosial tidak memiliki pilihan lain selain berada di rumah saja demi menjaga penyebaran covid 19 lebih luas lagi.

Menjadi guru yang dirindukan anak di sekolah menjadi mimpi semua guru. Baik guru TK, SD, SMP maupun SMA,SMK, namun perbedaan psikolog dan perkembangan anak membuat siswa jenjang SMP atau SMA/SMK bisa jadi sedikit kangen dengan gurunya. Siswa SMP dan SMA/ SMK pasti lebih rindu dengan kawan-kawan, suasana kelas, kantin, tempat ngobrol, tempat kumpul, pojok sekolah, tempat belajar dan halaman sekolah.

Pada masa pandemi ini guru berusaha beradaptasi dalam menghadapi perubahan teknologi yang masif dan tanpa terprediksi, gelombang perubahan teknologi cepat dan terus menerus. Perubahan yang terjadi membuat permasalahan di dunia makin komplek ditambah arus komunikasi yang tanpa batas. 

Gelombang perubahan ini berdampak pada anak didik kita yang bergeser kecintaannya dan perhatiannya kepada benda kecil yang dapat memberikan apa saja yang mereka inginkan. Mulai dari berita, pengetahuan, gosip bahkan informasi menyesatkan dan membahayakan anak didik ada di genggaman mereka. Benda itu disebut Gadget yang berbentuk android, tablet, laptop atau handphone. Selama paket data internetnya ada mereka bebas mengaksesnya. 

Positifnya banyak sama banyaknya dengan negatifnya, lalu apakah anak didik bisa memilih yang baik dari kedua pilihanya itu? Ini jadi PR kita sebagai guru dan orang tuanya baik di sekolah maupun di rumah saat PJJ. 

Nah kembali lagi ke peserta didik SMP,  SMA dan SMK apakah mereka merindukan gurunya?. Secara psikologis yang paling menarik perhatian mereka pada usia perkembangannya menurut saya adalah gadget yang paling dicintainya, lalu kawan bahkan pujaan hatinya terakhir siswa SMP, SMA, SMK baru menempatkan gurunya sebagai perhatiannya. Beda dengan peserta didik TK atau Paud yang menangisi kekangenannya pada guru dan sekolahnya.

dokpri
dokpri
Hanya guru yang memiliki sentuhan juga mampu terkenang di benak dan hati siswanya yang akan dirindukan siswanya.  Ada video viral anak TK menangis begitu sedihnya karena rindu dengan guru dan sekolahnya. 

Tak putus-putus anak itu sambil bercucuran air mata memanggil-manggil nama gurunya dan merengek ingin bertemu guru dan ingin kembali bersekolah, kepada mamanya mencurahkan rasa sedihnya. Kita yang nonton video itu juga ikut hanyut dan bersedih juga. Setelah berminggu-minggu anak TK itu tidak sekolah hanya bertemu melalui dunia maya saat pembelajaran jarak jauh saja. Pastinya guru TKnya juga sedih melihat anak didiknya merindukannya di masa pandemic. 

Begitu dekatnya anak TK ini dengan gurunya yang pasti penuh kasih dan sayang bersama selalu di sekolah membangun kedekatan dan memberikan perhatian hingga terpatri dalam jiwa anak didiknya. Guru TK ini menginspirasi kita semua bagaimana agar bias seperti Guru yang dirindukan siswanya. Mas Menteri Nadiem pernah mengajak guru-guru untuk bisa seperti Guru Paud yang dapat membangun kedekatan yang penuh kasih dengan anak didik.


dokpri
dokpri
Bagaimana menjadi guru yang dirindukan anak-anak di sekolah? Pastinya guru yang memberikan seluruh perhatian ikhlasnya kepada anak didik. Menghilangkan jarak diantaranya yang membangun komunikasi hangat tanpa jarak. Guru yang kata Pak Dirjen Guru Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu guru yang menghamba kepada muridnya, bukan guru yang hanya menggugurkan tugas mengajarnya dan menghantarkan pengetahuan saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun