Secara logika, saya mempercayai akan benarnya teori evolusi pada makhluk hidup. Namun perlu dicatat, itu tidak berlaku bagi manusia. Teori evolusi membenarkan bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu sel, yang kemudian secara terus menerus berubah karena didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Buktinya adalah, banyak bermacam-macam variasi dari Felidae/kucing, mulai dari singa, macan tutul, harimau, hingga kucing peliharaan. Hewan lain misalnya banyak kita temukan bermacam-macam burung yang berbeda seperti burung elang, kakaktua, ayam, bebek, kalkun, angsa, dsb. Semua berasal dari satu nenek moyang: burung, sehingga dengan adanya pengaruh seleksi alam dan perkawinan dari genetika yang bervariasi akan menimbulkan hewan yang "baru" dengan famili yang sama.
Darwin mengatakan bahwa manusia berasal dari kera atau famili hominidae. Sekarang kita lihat berbagai macam kera yang ada saat ini, ada orangutan, gorila, simpanse, dan monyet-monyet kecil beraneka ragam. Kita juga bisa melihat semua hewan dengan famili yang sama rata-rata mengeluarkan suara yang sama secara terus-menerus, tidak ada bahasa. Oleh karena itu, kita sebut mereka hewan. Manusia, mempunyai keaneka ragaman bahasa dan mempunyai otak yang cerdas untuk satu famili yang disebut "manusia" di dunia. Tumbuhan, tidak dapat berpindah tempat, hanya tumbuh saja dan tidak dapat mengeluarkan suara, maka kita sebut dengan "tumbuhan". Jadi, manusia ya manusia, hewan ya hewan, tumbuhan ya tumbuhan.
Mari kita pikirkan, jika memang teori evolusi untuk manusia berasal dari hewan itu (semisal kera) benar, coba sebutkan satu saja contoh makhluk hidup selain manusia yang bisa berbicara dan berpikir layaknya manusia. Apakah hominid hanya "menurunkan" famili manusia saja? Apakah ada "hewan" lain selain manusia yang dapat berpikir sempurna seperti manusia? Jawabannya adalah tidak ada, karena manusia tetap manusia, hewan tetap hewan, dan tumbuhan tetap tumbuhan.
Jika kita lihat, ada berbagai macam spesies dari manusia, yang berhubungan erat dengan ras. Misalnya spesies Rusia, Spanyol, Itali, Afrika, Indonesia, dsb. Namun itu tidak bisa dibandingkan dengan berbagai macam spesies dari famili kucing, burung, dsb yang sudah disebutkan di atas. Kita tidak bisa membandingkan orang Indonesia dan orang Rusia seperti kucing peliharaan dan singa liar, karena itu hanya "ras" saja. Lebih tepat jika kita bandingkan dengan kucing kampung dan kucing persia, namun sama-sama disebut "kucing peliharaan". Manusia? Tetap manusia, tidak ada istilah lain untuk penyebutan manusia. Macam-macam spesies seperti Denisova hominin, H. antecessor, H. cepranensis, dsb menurut saya itu hanya ras saja ibarat kucing kampung dan kucing persia, namun tetap disebut kucing peliharaan.
Jadi, manusia tetap manusia, tidak berasal dari kera yang digembor-gemborkan itu. Percaya kan bahwa Adam AS itu manusia pertama? Ya itu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H