Haloo sayaang.. Sedang apa.. Aku kangeenn.. Mmm.. Ketemuan yuuk nanti malam.. Cafe biasa yaa..?
Begitulah sekelumit percakapan yang terjadi antara udin dan minah, pasangan terlarang yang sama-sama sudah memiliki pasangan resmi. Ya, udin sudah memiliki seorang istri dan di karuniai seorang putri, begitupun minah, memiliki suami yang mapan juga di karuniai seorang putra yang menggemaskan, udin dan minah menjalin hubungan asmara saat keduanya masih duduk di bangku SMA, namun putus di tengah jalan. Sedasawarsa kemudian mereka berjumpa kembali untuk pertama kalinya melalui jejaring sosial pesbuk, dan keduanya kembali di mabuk cinta bahkan melebihi dosis saat mereka masih SMA dulu.
Minah memiliki suami yang temperamen, ringan tangan, tak segan memukul ketika mereka sedang bertengkar, bahkan sering mengeluarkan kata-kata kotor yang sangat melecehkan, Sejurus dengan minah, Udin pun sama, istrinya tidak perhatian bahkan cenderung tidak peduli, cuek dan dingin, wajar jika udin mencari perhatian kepada minah yang memang sama-sama haus kasih sayang. Entah harus seperti apa akhir cerita dari sejoli terlarang udin dan minah, karna mereka pun berhak mencari kebahagian nyata setelah apa yang mereka bangun bersama keluarga mereka masing-masing kandas dan tidak tercapai. Bukankah prahara dalam rumah tangga jika di pelihara tanpa ada jalan keluar sama saja dengan dzalim terhadap diri sendiri dan pasangan, bahkan akan berefek negatif pada perkembangan psikologi anak.
Udin dan Minah telah bersepakat untuk meninggalkan pasangan resmi mereka dan berharap dapat menjalani kehidupan yang baru bersama anak-anak mereka dengan rukun, penuh cinta dan kasih sayang. Tentu dengan pengalaman kegagalan rumah tangga di masa lalu, minah dan udin akan semakin bijak dan berhati-hati dalam menjalankan biduk rumah tangganya nanti. Mungkin mereka bisa memberi pengertian pada anak-anak mereka, Inilah pernikahan sesungguhnya, Sakinah Mawaddah Warrohmah. Saling memberi ketenangan.. Mencinta yang terus menerus, saling asah-asih-asuh dan slalu memberi kesejukan.. Bukan seperti yang lalu.. Prahara.. Amarah.. Dan kekerasan yang slalu hadir dalam rumah tangga.
Karna seharusnya, ketika dua hati telah menyatu dalam ikatan suci, saat itulah keindahan memancar, yang haram jadi halal, maksiat adalah ibadah, Semua yang dilakukan dalam mahligai pernikahan membawa berkah, Istri yang ketika suami memandangnya selalu menyejukkan mata, suami yang memuliakan istri, berlemah lembut kepada istri, bersama mengarungi samudra kehidupan menuju tepian hakiki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H