Mohon tunggu...
Moh Royan
Moh Royan Mohon Tunggu... -

everything u say lah....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ini cerita PROMAG saya, Apa Ceritamu...???

28 Juli 2011   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:19 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah seorang mahasiswa, pekerjaan sehari-hari saya tidak lepas dari buku dan laptop, karena di kampus sudah tersedia layanan wifi gratis yang bisa diakses di manapun dan kapanpun. Saat itu adalah hari menjelang ujian statistik, dimana kita semua fokus pada satu tema yaitu belajar dan belajar, rumus dan rumus. Sampai harus meninggalkan kepentingan lainnya termasuk kepentingan perut kita. Alhamdulillah dengan kerja keras itu akhirnya saya mendapatkan nilai yang lumayan pada ujian statistik. Akan tetapi kemudian muncullah masalah baru, karena saking asyiknya saya belajar dan bergelut dengan buku dan rumus. Lambung ini memberontak dan mengakibatkan rasa perih dan melilit yang luar biasa.

Awalnya saya selalu mengabaikan rasa perih dan melilit pada lambung saya, sampai suatu hari saya mengalami gejala nyeri yang tidak tertahankan. Dan dokter memvonis saya terkena maag kronis karena kadar asam lambung saya sudah terlalu tinggi. Seketika itu saya menyadari betapa perilaku saya yang selalu mengabaikan urusan lambung. Setelah dokter memvonis saya maka kemerdekaanku untuk mencicipi semua kuliner yang ada di sepanjang jalan kampus sudah terenggut akibat kecerobohan saya sendiri.

Saya selalu merasa iri ketika melihat teman dan dosen pergi makan siang dengan hidangan yang sekarang menjadi "haram" untuk lambung ini. Akhirnya rasa penasaranlah yang membuat saya memberanikan diri untuk mencari solusi demi merebut kembali kemerdekaan saya yang telah terenggut. Saya mulai mencari informasi tentang penyakit yang saya derita, mulai dari internet, koran, televisi bahkan tak kurang konsultasi dengan dokter yang memvonis saya waktu itu.

Dok, apakah saya selamanya akan merasakan perih dan melilit di lambung jika saya mengonsumsi makanan-makanan yang ada disepanjang jalan dekat kampus itu? Sementara makanan pavorit saya adalah makanan yang serba pedas dan berkuah santan. Tanyaku dengan segala antusiasme dan semangat membara demi merebut kemerdekaan.

Dokter menjawab dengan tenang dan penuh kehati-hatian; "Tidak usah terlalu kuatir dengan masalah lambungmu, selagi kamu sering mengonsumsi hydrotalcid sebelum menyantap makanan. Kamu tidak akan merasakan nyeri lambung lagi, bahkan kamu bisa makan makanan kesukaanmu dan kalau perlu mencicipi semua makanan di sepenjang jalan itu.

Benarkah dok? Tanyaku seolah tidak yakin, karena ketika beliau memvonis saya terkena maag kronis wajahnya tampak murung sekali, seperti tidak tega menyampaikan kabar itu padaku.

Benar. Coba saja, tapi ingat janga lupa Hydrotalcidnya diminum yah. Agar semua masalah lambung hilang dan reda. Jawab dokter dengan wajah yang pasti.

Dengan informasi dari dokter dan beberapa informasi  lain yang saya dapatkan akhirnya sepulang kuliah, aku langsung menuju apotik dan memburu Hydrotalcid, akan tetapi obat yang tersedia mahal sekali harganya, tidak ada yang bisa terjangkau oleh kantong mahasiswa seperti saya. Namun bukan saya jika harus menyerah begitu saja, terus saya cari informasi tentang obat yang mengandung Hydrotalcid tetapi dengan harga yang terjangkau.

Dan ternyata, ada obat yang mengandung hydrotalcid tetapi dengan harga yang murah serta dapat mengatasi segala masalah lambung termasuk maag seperti yang saya alami. Saya langung membeli obat itu, obat yang berbentuk pil dengan warna wijau yang khas bisa dibeli dengan harga yang murah diwarung, toko disekitar kamar kos. Yah, Promag. Dengan kandungan hydrotalcid, Mg-hidroksida, simetikon yang dapat meredakan nyeri lambung, meringankan gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus 12jari, dengan gejala seperti mual, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung yang tidak bisa diatasi hanya dengan antasida serta dapat melindungi lambung saya lebih lama.

Akhirnya saya bisa kembali merasakan kemerdekaan untuk memanjakan perut saya dengan makanan kesukaan saya PEDAS dan BERSANTAN tanpa harus kuatir lagi masalah lambung dengan selalu membawa promag di saku saya. Terima kasih promag, juga kalbe farma tanpamu saya tidak akan merasakan kemerdeakaan ini. Alhamdulillah semua berkat promag.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun