Benarkah hanya pada masa muda orang bisa memulai segalanya? Kartini meninggal pada usia 24 tahun. Bayangkan, betapa mudanya ketika ia berangkat dengan ide-ide besar. Kemudian, pada awal abad ke-20, sejumlah organisasi yang namanya dimulai dengan Jong bermunculan. Hitung saja dari sejarah, berapa umur Muhammad Yamin atau Bahder Johan atau Dr. Wahidin atau Bung Karno waktu memulai sesuatu – yang kemudian menjadi tonggak sejarah.
Masa perang kemerdekaan juga menyediakan momentum yang bagus untuk anak-anak muda. Tahun 1946, Panglima Divisi Siliwangi adalah seorang pemuda bernama AH Nasution, umurnya 28 tahun. Aidit dan Nyoto memimpin PKI pada usia yang belum genap 20 tahun. Dan mereka berhasil membawa partai itu mencapai kejayaannya.
Tapi, dengarkan kata-kata Kong Hu Cu ini: “Pada umur 15, aku mengamalkan diri untuk belajar kebijaksanaan; pada umur 30 aku tumbuh lebih kuat dalam kebijaksanaan; pada umur 40 aku tak lagi punya rasa ragu; pada umur 60 tak ada sesuatu pun di atas bumi yang bisa mengguncangkanku; pada umur 70 aku dapat mengikuti imlak hatiku tanpa mengingkari hukum moral.”
Bagi kita yang merasa “belum menemukan apa-apa” adakah kata “terlambat” untuk menorehkan prestasi? Dewasa ini, kita mendengar banyak cerita tentang orang-orang yang meraih kesuksesan justru ketika mereka sudah berumur. Bukankah Susan Boyle mencapai popularitas justru pada umur 47?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H