Humanisme merupakan suatu pandangan bahwa manusia dapat memahami dunia melalui pengalaman yang pernah dialami. Menurut pandangan ini manusia memiiki budi pekerti luhur. Manusia memiliki kemampuan lebih sehingga manusia dapat menentukan jalan hidupnya sendiri, dapat menentukan bagaimana nasibnya dan bisa mengembangkan diri dengan kekuatan sendiri. Menurut pandangan ini, manusia memiliki kedudukan, harkat dan martabat yang lebih tinggi dari makhluk lainnya. Namun, sebenarnya pandangan ini merupakan sesuatu yang menyimpang yang dapat menyebabkan manusia tidak peduli terhadap Tuhan. Mereka menganggap bahwa mereka bisa segalanya tanpa campur tangan Tuhan.
Adapun humanisme terbagi menjadi 3 bagian yaitu, humanisme lama, humanism sekuler, humanism baru atau kosmis. Humanism lama, menyebabkan manusia berpikiran bahwa mereka harus mencari jalan hidupnya sendiri dan mulai tidak percaya dengan adanya Allah (ateism). Hal ini menyebabkan manusia hidup sesuai dengan keinginannya saja tanpa peduli terhadap Tuhan. Atau dengan kata lain, manusia hidup dengan memainkan logika mereka yang tak jarang menyimpang dari agama.
Humanism sekuler, yaitu suatu gerakan budaya dan intelektual yang menjelaskan bahwa keberadaan manusia tidak bersangkut paut dengan Tuhan. Hal ini mengubah pola pikir manusia yaitu dengan sikap menolak Tuhan dengan menggantikannya dengan diri sendiri, ilmu pengetahuan, dan kemajuan. Menurut pandangan ini, ilmu dan tekhnologi merupakan senjata atau alat paling berharga bagi manusia.
Humanism baru atau kosmis, yaitu pandangan yang mengikuti atau mengiringi humanism lama dan sekuler. Humanism ini pada dasarnya bertentangan dengan praktek-praktek yang rasional dan materialistis. Hal itu karena humanism kosmis manekankan pengalaman-pengalaman manusia yang bersifat mistik. Salah satu bentuk humanism kosmis ialah menggantikan kata-kata “Tuhan” menjadi “yang satu”.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa paham humanism dapat menyebabkan manusia anti Tuhan. Hal itu merupakan hal yang menyimpang atau sesat yang tidak baik diterapkan dalam kehidupan beragama. Humanism itu banyak dikemukakan oleh orang yang memiliki tingkat logika yang tinggi sehingga menolak adanya Tuhan. Sebagai manusia, kita tidak bisa terlalu mengikuti logika kita dengan mengesampingkankan agama kepercayaan kita karena itu dapat menyesatkan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H