Pada hari Minggu, tanggal 20 November 2022, Geladi Hominisasi ke-7 diadakan. Geladi Hominisasi merupakan salah satu kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Humaniora (LPH) dari Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan pembentukan karakter serta mengembangkan potensi diri para mahasiswa dan mahasiswi UNPAR. “Menyadari Identitas Sebagai Warga Negara yang Cakap dalam Berbahasa dan Berpola Pikir yang Logis” adalah tema dari geladi ini. Mahasiswa dan mahasiswi dilatih agar dapat berpikir alamiah dan ilmiah, berpikir kritis dan kreatif serta menjadi warga negara yang dapat berperan bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini berlandaskan pada Pancasila dan nilai-nilai yang ada di dalam SINDU atau “Spritualitas dan Nilai-Nilai Dasar Universitas Katolik Parahyangan”, yang mana nilai-nilai ini tertanam dalam hati setiap pribadi komunitas akademik UNPAR. SINDU bersumber pada Spiritualitas pendiri UNPAR, Sesanti UNPAR, Semangat Cinta Kasih dalam Kebenaran Kristiani, dan Tradisi Luhur Kebijaksanaan dalam Masyarakat Tatar Sunda.
Sebelum mengikuti Geladi Hominisasi, diberikan tugas pra geladi pada hari Senin, 14 November 2022. Dalam tugas pra geladi, peserta diberikan tugas untuk menyimak lagu kebangsaan Indonesia yaitu “Indonesia Raya” dengan tiga stanza dan menentukan bagian syair mana yang menarik beserta menjelaskan alasannya. Selain itu, terdapat tugas kedua, yaitu memilih dan menonton salah satu dari 10 pilihan film dokumenter singkat dengan tema ketahanan pangan, budaya, & lingkungan serta menjawab beberapa pertanyaan yang sudah diberikan. Kemudian, tugas tersebut dikumpulkan dalam google form tugas pra Geladi Hominisasi 7. Untuk tugas tersebut, saya memilih syair pada stanza pertama dan menonton film dokumenter “Kue Tradisional : Sebungkus Kisah Tradisi yang Kian Terlupa”.
Kegiatan Geladi Hominisasi dimulai secara daring melalui Zoom pada jam 07.45-13.00 WIB, pada hari Minggu, tanggal 20 November 2022. Sebelum itu, para peserta sudah dibagi ke dalam 14 kelompok dan diberikan tema yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok. Tema kelompok tersebut akan dibahas pada break out room masing-masing saat Geladi Hominisasi berlangsung. Kegiatan ini dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Hymne UNPAR. Setelah itu, peserta menyaksikan video mengenai tujuan kegiatan Geladi Hominisasi, pengenalan SINDU, dan pengembangan potensi insani yang dibawakan oleh Kepala Lembaga Pengembangan Humaniora. Lalu, dilanjutkan dengan perkenalan ketua, panitia dan fasilitator LPH UNPAR.
Kemudian, peserta diarahkan untuk memilih ketua dan notulen masing-masing kelompok saat memasuki break out room sesuai dengan nomor kelompok masing-masing. Saya merupakan anggota kelompok 8 dengan tema “Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan”. Kelompok saya beranggotakan 7 orang, namun yang hadir saat itu hanya 5 orang termasuk saya. Di dalam break out room 8, saya berkenalan dengan mahasiswa dan mahasiswi lintas jurusan. Setelah berkenalan diri, kami membahas tentang tema kelompok kami. Saya mengajukan diri untuk menjadi ketua kelompok dan belajar untuk mengarahkan dan membagi tugas untuk masing-masing anggota. Lalu, kami diarahkan untuk kembali ke main room dan diinstruksikan untuk mempersiapkan presentasi, yang nantinya presentasi tersebut harus dibawakan dalam waktu maksimal 4 menit. Kami diberikan waktu selama 45 menit untuk berdiskusi dan berdinamika dengan anggota kelompok masing-masing. Selama diskusi berlangsung, salah satu panitia berkunjung ke dalam break out room untuk mengecek progres setiap kelompok.
Kelompok kami berdiskusi dan mencari informasi serta data, berpikir secara kritis dalam waktu yang singkat dan berlatih bersama sebelum presentasi dimulai. Hal inilah yang menjadi tantangan kami karena harus mempresentasikan tema yang diberikan dengan adanya analisis informasi penting yang bukan hanya deskriptif, namun juga harus menjelaskan data tersebut secara kreatif dan memenuhi pertanyaan bagaimana dan mengapa sehingga diperlukan logika dan bahasa sebagai warga negara. Kemampuan ini sangat penting agar dapat berpikir secara rasional dan praktis, menggunakan bahasa dan dapat menyampaikan ide gagasan yang baik dan logis sehingga mudah dimengerti oleh pendengar.
Setelah selesai berdiskusi, 14 kelompok tersebut dibagi ke dalam 4 break out room dan mempresentasikan tema masing-masing. Fasilitator menyimak, mengomentari, dan memilih salah satu kelompok untuk menjadi finalis yang kemudian bertanding kembali dalam presentasi dan menentukan pemenang akhir. Geladi Hominisasi ditutup dengan evaluasi menggunakan mentimeter, dilanjutkan dengan Hymne UNPAR dan doa.
Kegiatan Geladi Hominisasi memberikan banyak manfaat bagi saya. Dalam Geladi Hominisasi, saya diberikan kesempatan untuk belajar bersosialisasi, public speaking, dan berpikir logis serta kritis. Selain itu, saya dapat mengasah soft skill dengan belajar memimpin suatu kelompok, berkolaborasi dalam kerja sama tim dan berdinamika sosial. Hal-hal ini akan menjadi bekal ilmu yang perlu diaplikasikan dalam perjalanan kuliah saya kedepannya. Saya menyadari betapa pentingnya peran logika dan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa sebaiknya digunakan dengan baik dan benar sebagai sarana komunikasi untuk berbicara dengan satu sama lain. Hal ini dapat dilatih dengan mengumpulkan keberanian dan pengalaman untuk lebih banyak bersosialisasi di dalam masyarakat, dapat dimulai dari lingkungan yang kecil seperti pertemanan. sekolah, lingkup perkuliahan hingga lingkungan yang lebih besar lagi. Untuk bisa menjalankan tugas kita sebagai warga negara, diperlukan kemampuan menggunakan logika dan bahasa untuk dapat menyampaikan ide dan aspirasi. Kita harus bisa berfikir dan bertanggapan kritis terhadap setiap masalah-masalah yang ada demi kemajuan bangsa dan negara kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H