Mohon tunggu...
Maschun Sofwan
Maschun Sofwan Mohon Tunggu... Penulis - Blog : Aleniasenja.com | IG : @maschunsofwan | Youtube : Maschun Sofwan

Jejak Rindu Di Telaga Nurani

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Petani Penakluk Dunia

7 November 2014   19:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:23 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagian Pertama

Keterbatasan dan serba kekurangan terkadang menjadikan satu alasan dan hambatan yang khusus untuk menjadikan seseorang itu tidak mampu mempunyai pendidikan yang baik. Seakan materi hidup akan menjadi penghalang terakhir untuk dijadikan alasan atas ketidakmungkinan itu bisa tercapai, Seolah-olah gerbang impiannya tertutup sudah oleh keterbatasan tersebut. Maka merekapun takut untuk bermimpi lebih jauh akan apa yang mereka inginkan dan Cita-citakan.

Bukankah Mimpi dan cita-cita itu adalah hak semua orang untuk menjalani dan meraihnya. Jika memang begitu, Kenapa cita-cita dan impian hanya mampu dimiliki dan dikuasai oleh mereka yang mempunyai materi dan mereka yang mempunyai kedudukan kehidupan yang layak. Apakah kita yang hanya duduk lusuh tak bisa meraihnya dan menjalani mimpi itu menjadi nyata ?, Jawaban yang terlalu dini untuk dijawab oleh kita yang memang tak seperti mereka yang duduk manis diatas kursi empuk dan makan dengan seleranya. Kita tak perlu segan untuk bermimpi jauh karena mimpi itu tidak ada larangannya dan Undang-undangnya bahwa orang susah dilarang bermimpi dan bercita-cita tinggi.

Namun jika memang tak ada larangan Untuk bermimpi dan bercita-cita tinggi, mengapa tidak menuntut diri untuk menunaikan kewajiban diri untuk memperoleh hak itu. Perlu di ingat bahwa keterbatasan materi bisa ditukar dengan mental yang tegas dan kenyakinan yang kuat. Meskipun modal tersebut tak memudahkan keadaan namun dapat mengupayakan diri untuk memahami dibalik perjuangan teriring pengorbanan, dibalik keterbatasan ada kelebihan yang diciptakan -Nya. Syukuri kelebihan itu, ikhlaskan keterbatasan dan jadilah anak petani penakluk dunia yang bisa kau banggakan bahwa kita bisa berbuat dan melakukannya dengan baik bahwa semua kita mampu seperti apa yang kita inginkan.

Kita terlalu lemah dalam hidup ini, kita terlalu mudah menangis, kita cengeng, kita mudah putus asa. Kita malu namun kita butuh yang namanya harga diri didepan mereka yang hanya mampu menolehkan pandangannya pada diri kita yang seakan hina bagi mereka. sebenarnya kita mampu menjatuhkan mereka dengan balasan kata hinaan, kasar dan kejam, namun apakah perlu kita lakukan itu jika berakhir dengan keburukan kembali kepada kita akhirnya.

Kita tak perlu menuntut akan takdir yang tidak adil yang Tuhan berikan kepada kita, kita tak perlu kesal akan nasib yang menimpa kita, kita hanya butuh semangat juang yang tinggi untuk meredakan itu semua, kita hanya mampu meneteskan keringat untuk membungkam kata hinaan itu. kita tak perlu marah dengan kata-kata kasar mereka karena sebalik dari kata-kata itu member semangat dan pelajran berharga bagi kita untuk membuktikan bahwa kita juga bisa seperti mereka.

Hidupmu terlalu dini untuk kau nilai tak berguna, masih terlalu dini kau cut untuk meyerah lalu pergi tak berarti, terlalu dini mimpi yang hadir disetiap tidurmu kau biarkan hilang tanpa kata jawab yang pasti. kau biarkan cita-cita indahmu mengalir pergi dalam hidupmu. Kita memang saat ini hanyalah kotoran debu yang menempel pada celah celah lalu lintas kehidupan, kita hanya bisa memberikan dampak negatif pada orang lain namun tanamkan dalam wujud kita yang sebenarnya bahwa kita tak sehina itu untuk diremehkan, kita masih mempunyai harapan untuk berubah menjadi bintang dalam gelap yang mampu memberi cahaya pada saaat mereka butuhkan, kita juga mampu berikan alasan bahwa kita hidup bukan untuk menyerah.

Kita memang anak petani yang memang tak mempunyai hak untuk hidup didarat namun kita berhak untuk memilih hidup yang lebih baik, kita berhak bermimpi dan bercita cita karena semua orang juga berhak untuk melakukan hal yang sama seperti kita. Jangan pernah gaduh kau seorang yang tak berdaya dan tak mampu karena berawal dari mimpi dan keterbatasan kadang aknan membawamu pergi jauh ke negeri cina untuk menjadikan dirimu lebih berharga, walaupu kau hanya seorang anak petani, namun gengam erat dalam hatimu dan semangatmu bahwa kau bisa menjadikan diri menjadi anak petani penakluk dunia yang mampu kau banggakan pada mereka bahwa kita bukan semata hanya bisa menggarap tanah menjadi lahan, menanam padi menjadi beras namun tunjukan pada dunia bahwa kita adalah satu dari sekian mereka yang mampu bersaing untuk menjadi lebih baik.

Bersambung…

Salam

Maschun Sofwan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun