Mohon tunggu...
Maschun Sofwan
Maschun Sofwan Mohon Tunggu... Penulis - Blog : Aleniasenja.com | IG : @maschunsofwan | Youtube : Maschun Sofwan

Jejak Rindu Di Telaga Nurani

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merindukan Biduk Sayak Musik Khas Kampungku Jambi Yang Kini Terancam Punah Keberadaanya

4 November 2014   21:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Lagu daerah kampungku jambi ini adalah lagu daerah yang hampir seluruh daerah di provinsi jambi ini mengenalnya dan hanya penyebutan namanya saja yang berbeda karena di setiap daerah di provinsi selalu berbeda penggunaan bahasanya dan alurnya jadi nama biduk sayak sendiri identik dengan bahasa yang digunakan suku melayu daerah provinsi jambi bagian selatan seperti Pauh, Sarolangun, Bangko dan daerah yang berkecematan Air hitam.

Nama biduk sayak sendiri diambil daerah tradisi orang melayu yang berarti berbalas pantun yang di iringi dengan musik tradisional yaitu dengan memakai gendang dan biola yang didendangkan dengan dua orang atau lebih dalam berbalas pantun dan sebagian yang lain berjoged ala biduk sayak itu sendiri. Biduk saya itu sendiri telah lahir dan hadir sejak dahulu kala diranah melayu jambi ini, biduk sayak selalu digunakan pada saat persepsi pernikahan dan acara adat lainnya yang selalu mencerminkan akan keberadaannya.

Biduk sayak adalah lagu yang berlatar belakang dengan berbalas pantun dalam suatu acara adat istiadat daerah jambi. Biduk sayak menganut arti penting dalam sebuah peradaban daerah jambi karena mengandung arti erat persaudaraan, silaturahmi dan ramahnya masyarakatnya, biduk sayak juga mengandung arti ketentraman hati, kedamaian yang terpaut di dalamnya, biduk sayak juga tak pandang umur penikmatnya karena tradisi biduk sayak selalu menyesuaikan keadaan hati yang mendendangkannya, jika di kala sedih dan merana, pantun yang di bawakan bernuansa patah hati dan jika bernuansa orang tua berarti pantun yang di bawakan adalah pantun nasehat dan begiutlah seterusnya.

Karena perubahan zaman, biduk sayak kini sering dilakukan dengan organ tunggal dan lebih berbau dengan musik dangdut. Namun itu tak mengurangi arti dari tradisi bidu sayak itu sendiri asalkan tidak mengurangi dan membatasi dari nilai tradisi biduk sayak itu sendiri. Namun seiring jalannya waktu dan pergeseran masa, bidu sayak semakin menghilangkan jejaknya sebagai mahkota dan tradisi di dalam suku melayu jambi ini. Keberadaan tradisi biduk sayak hanya sekedar di kenang sebagai lagu biasa didalam masyarakat jambi saat ini.

Keadaan ini tak perlu diragukan kembali dan semua daerah di indonesia ini sedikit kurang menyadari akan anugerah seni dan budaya nenek moyang kita yang telah bersusah payak untuk menciptakannya dan menghasilkan kekayaaan budaya yang kini kita rasakan bersama, kebanyak dari kita semua lebih menghargai budaya dan tradisi yang bukan dari indonesia sendiri, kita lebih menghargai tradisi dan budaya yang ditampilkan oleh orang luar sana, Jika hal ini terjadi terus menerus maka tradisi dan budaya yang ada dan asli indonesia ini akan hilang di telah waktu tanpa kita sadari dan mungkin akan tinggal nama saja sebagai anugerah terindah bangsa indnesia sebagai kaya akan budaya.

Semoga sedikit ulasan mengenai bidu sayak ini dan tentang budaya tradisi indonesia asli indonesia lainnya yang kita miliki membuka mata setiap daerah masing-masing untuk menjaga tradisi adat istiadat tersebut dengan baik agar bertahan hingga generasi berikutnya, indonesia kaya akan budaya namun itu akan hilang jika tidak menjaga dengan baik dan mengajarkannya kepada penerus bangsa selanjutnya.

Salam

Maschun Sofwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun