Mohon tunggu...
cherly olivia cahyani
cherly olivia cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KRISIS ETIKA: Guru vs Murid, siapa yang salah?

29 November 2024   20:09 Diperbarui: 29 November 2024   20:09 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia pendidikan, hubungan antara siswa dan guru merupakan kunci utama yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Namun, belakangan ini muncul fenomena yang mengkhawatirkan yaitu krisis ettitude siswa terhadap guru. Krisis ini merujuk pada menurunnya rasa hormat, kedisiplinan, dan tanggung jawab siswa terhadap kendali guru, yang berimplikasi negatif pada proses belajar-mengajar.

            Dulu, kata "guru" adalah sosok yang sangat dihormati dan kita melihat bahwa karakter guru adalah sosok yang tidak hanya mengajar, tetapi juga memberikan teladan moral. Namun, kini kita sering mendengar cerita tentang guru yang diperlakukan dengan tidak semestinya oleh siswanya. Mulai dari dibentak, ditantang, diabaikan, hingga dicaci maki. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa etika siswa seakan hilang begitu saja?

Fenomena krisisnya attitude siswa pada guru ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti pengaruh negatif media sosial, pengaruh nilai dalam keluarga kurangnya keteladanan, dan budaya individualisme yang kian menguat.

Dunia maya yang begitu dekat dengan generasi muda ternyata membawa dampak yang tak terduga. Kemajuan teknologi yang seharusnya memudahkan hidup justru membawa masalah baru, salah satunya adalah krisis etika di kalangan siswa. Ponsel pintar yang seharusnya menjadi alat belajar, kini justru menjadi sumber perundungan dan penyebaran informasi bahkan menyebarkan konten yang meremehkan otoritas atau perilaku tidak sopan, sehingga berpotensi menjadi panutan yang salah. Selain itu, perubahan pola asuh dalam keluarga modern, dimana orang tua sering kali sibuk dengan pekerjaan atau menyerahkan pendidikan moral sepenuhnya kepada sekolah, membuat siswa kehilangan pedoman untuk menghormati orang lain. Keteladanan yang kurang dari lingkungan sekitar dan lemahnya penerapan nilai moral juga memperburuk keadaan. Budaya individualisme yang semakin mengakar turut menyumbang pada berkurangnya rasa tanggung jawab sosial siswa, termasuk dalam menghormati guru.

Krisis etika ini dapat membawa dampak yang serius. Menurunnya rasa hormat terhadap guru dapat memmengaruhi semangat guru untuk mengajar dan menurunkan kualitas pembelajaran. Hubungan yang tidak harmonis antara siswa dan guru juga berpotensi memicu konflik yang pada akhirnya merusak suasana sekolah. Lebih jauh lagi, jika dibiarkan hal ini dapat menciptakan generasi muda yang kehilangan nilai moral, yang akan berdampak buruk pada masyarakat secara keseluruhan.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya bersama  dari berbagai pihak. Sekolah dapat menekankan pendidikan karkakter yang mengintregasikan nilai-nilai etika seperti penghormatan, empati, dan  tanggung jawab dalam kurikulum. Kerjasama antara guru dan orang tua juga sangat penting, mengingat keduanya memiliki peran yang sangat utama dalam membentuk sikap atau karakter pada siswa. Guru perlu dan harus menjadi figur teladan yang profesional dan penuh empati, sementara sekolah harus menerapkan aturan yang tegas namun tetap mendidik. Selain itu, media dan masyarakat luas juga perlu berperan aktif dalam mendukung pentingnya penghormatan terhadap guru sebagai bagian dari nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Krisis etika pada siswa terhadap guru adalah tantangan kompleks yang memerlukan perhatian dan solusi  yang mrnyeluruh. Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter. Tanpa rasa hormat yang ikhlas antara siswa dan guru, tujuan utama pendidikan akan sulit tercapai. Dengan kerjasama yang baik antara semua pihak, Krisis ini akan dapat teratasi untuk menciptakan generasi yang bermoral, beretika, dan berprestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun