Mohon tunggu...
mahmudah nurur rohmah
mahmudah nurur rohmah Mohon Tunggu... -

hanya seorang gadis kecil di keramaian kota yang terkadang menjemukan karena berbagai kepalsuan dibalik percik kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

raja bisu

16 April 2015   07:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.Masih juga membisu
.Terkungkung angan di musim lalu
.Tengok! Tuhan hampir menghela napas di singgasananya yang agung..
.Sebab kehinaan atas dimatikannya sistem panca indera yang engkau sengaja sedari dulu
.Haruskah ku sobek matamu yang buta itu
.Agar kau dengar desis angin yang tak hanya membisikkan makna kehidupan semu?
.Ya.. tentu..
.Tentu tak sepatutnya kebisuanmu mengheningkan alam yang teramat rindu..
.Biarkan saja katamu?
.Coba teriakkan pada ombak lautan yang siap menghantarkanmu pada gerbang kekekalan..
.Bahkan sebelum satu abjad sempat terlontar dari mulutmu yang nista
.Kemarilah.. ya.. tentu..
.Datang dan saksikan.. hasil kebisuanmu yang sedikit lagi mematikan jagat, atas kuasa singkat di kursi cebol tak berlengan
.Memilukan.. memang..
.Melihat senyum kemunafikan dibelakang topeng berlabel kearifan
.Maka datanglah kemusnahan tepat dibalik senja
.Tak perlu lari.. sebab memang engkaulah objek pemusnahan abadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun