Mohon tunggu...
cheramefani
cheramefani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Gender Pengaruhi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis, Dosen UMM Soroti Depresi dan Dukungan Spiritual

2 Januari 2025   22:48 Diperbarui: 2 Januari 2025   22:48 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Malang - Pasien gagal ginjal kronis yang harus menjalani hemodialisis atau cuci darah setiap minggu menghadapi berbagai tantangan hidup yang tak mudah. Mulai dari pembatasan aktivitas, aturan ketat soal makanan, dampak obat-obatan, hingga perubahan dalam pekerjaan dan kehidupan sosial. Namun, siapa sangka bahwa faktor gender ternyata ikut memengaruhi kualitas hidup mereka.

Hal ini disampaikan oleh para dosen keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yaitu Nur Aini, Lilis Setyowati, Erma Wahyu Mashfufa, Myrna Setyawati, dan Ollyvia Freeska Dwi Marta. Penelitian mereka, yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Indonesia, mengungkap fakta menarik tentang bagaimana laki-laki dan perempuan merespons tantangan ini secara berbeda.

Depresi: Faktor Penentu Kualitas Hidup Perempuan
Menurut Nur Aini, perempuan cenderung lebih rentan terhadap tekanan emosional yang berpengaruh pada kualitas hidup mereka. "Dalam penelitian kami, depresi menjadi faktor utama yang menurunkan kualitas hidup perempuan yang menjalani hemodialisis. Beban mental ini seringkali muncul dari peran gender yang masih kental di masyarakat, di mana perempuan merasa harus tetap kuat sekalipun berada dalam kondisi yang sulit," ujarnya.

Lilis Setyowati menambahkan bahwa meski tekanan emosional tersebut berat, perempuan memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi. "Spiritualitas menjadi pegangan utama bagi banyak pasien perempuan dalam menghadapi kondisi ini. Mereka lebih sering mengandalkan keyakinan untuk menghadapi tantangan," jelas Lilis.

Laki-Laki Lebih Terdampak Usia
Berbeda dengan perempuan, kualitas hidup pasien laki-laki lebih dipengaruhi oleh usia dan depresi. Erma Wahyu Mashfufa menjelaskan bahwa banyak pasien laki-laki merasa kehilangan produktivitas seiring bertambahnya usia. "Mereka merasa peran sebagai kepala keluarga terancam ketika kondisi fisik memburuk. Hal ini memicu stres yang berdampak pada kualitas hidup mereka," katanya.

Namun, Myrna Setyawati menekankan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki tingkat dukungan keluarga yang tinggi. "Dukungan keluarga menjadi penopang utama, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Ini menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi pasien," tutur Myrna.

Pentingnya Pemahaman Gender dalam Perawatan
Ollyvia Freeska Dwi Marta menyoroti bahwa perbedaan respons ini menunjukkan perlunya pendekatan yang berbeda dalam perawatan pasien hemodialisis berdasarkan gender. "Kita harus memahami bahwa kebutuhan emosional dan spiritual pasien laki-laki dan perempuan itu berbeda. Dengan pendekatan yang lebih personal, diharapkan kualitas hidup mereka bisa lebih baik," ujarnya.

Penelitian ini menjadi pengingat bahwa perawatan pasien gagal ginjal kronis tidak hanya soal fisik, tetapi juga aspek psikologis dan sosial. Dukungan dari keluarga, tenaga medis, serta pendekatan yang lebih inklusif terhadap gender menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Dengan hasil ini, para dosen UMM berharap kesadaran masyarakat dan tenaga medis tentang pentingnya memahami kebutuhan unik pasien laki-laki dan perempuan dapat semakin meningkat. "Kesehatan bukan hanya soal fisik, tapi juga soal kesejahteraan jiwa dan pikiran," pungkas Ollyvia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun