Mohon tunggu...
Tyo Prakoso
Tyo Prakoso Mohon Tunggu... -

Menulis adalah kerja untuk keabadian . Pramoedya A. T

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sholat Jum'at & Hujan

12 Januari 2012   04:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kukayuh sepedaontelku yang tergopoh menuju masjid yang letaknya tak jauh dari rumah . Berboncengan dengan saudara bontotku yang kududukan disadle belakang . Serta bermodalkan songkoh ( khas Soekarno ) yang tak pantas dikepalaku, & T-shirt yang bertuliskan "I Garuda RI", ku mantap menghadaNya . Sesampainya dimasjid tak ada yang istimewa, semua seperti sedia kala halnya sholat jumat sebelum-sebelumnya . Para jemaah yang asik dengan alam pikirannya masing-masing . Ada yang berpikir tentang dagangannya yang belum habis, ada yang berpikir tentang motor si Jali yang belum selesai di service, ada yang berpikir tanah mana lagi yang harus dijual untuk membiayai anak kuliah ekonomi di UI, dan ada juga yang berpikir samapai mana tadi permainan poker di PCnya . Entah apa lagi yang ada dalam pikiran para jemaah, aku yakin beragam dan banyak, yang pasti tak memikirkan atau mendengarkan Khotib berkhutbah . beragam . Dan terlebih lebih banyak yang tertegun dalam mimpinya, tertidur pulas . didalam masjid ! . Seperti biasa saf-saf depan disesaki oleh para jemaah yg telah beruban dan memang berpenampilan seperti syehk, mungkin ini wajah-wajah ahli surga . entah mengapa . Dan para pemuda malah asik bercengkerama di saf paling belakang ( kalau tak pantas dibilang parkiran ) , ada yang merokok marlboro, padahal di mimbar khotib sedang penuh semnagat meneriakan ke-anti-barat-an . rokok itu barat !  terlebih marlboro  ! . serta banyak pemuda yang asik membicara rencana malam minggu esok, entahlah yang jelas aku asik dengan alam imajinasiku yang terbang hingga Argentina dan Kuba, tentang Anisa sampai tentang ibuku yang tadi tak terpikirkan, sekarang melinta dengan seenaknya. Mungkin ini tanda kebesaranNya .

Dan kali ini ku sedikit perhatikan apa yang dikhotbahkan sang khotib, karena temanya yang sudah sejak lama kunanti . Khilafah dan Syari'at . Sudah lama aku menanti khotbah jumat yang mengulas tentang 2 hal itu, yang semalam sering aku pikirkan . Dan dibenakku gembira, semoga pertanyaanku tentang, apa dan bagaimana Khilafah dan Syaria'at itu akan terjawab siang ini . aku menyambut gembira .

Tapi rupanya Ia tak berkehendak . Bukan karena sang khotib tak menyampaikan atau karna tak menjelaskan masalah 2 hal tersebut, malah meurutku, khotibluar biasa ! bak sedang berorasi didepan gedung DPR atau istana negara, penuh semnagat, berapai-api ! . tapi memang aku dan jemaah lainnya ( walau tak semua ) asik dengan alam pikirannya masing-masing, kalau tak pantas disebut mimpi , Sehingga khotib yang jelas ! dari stylenya saja sudah bisa kita menebaknya . jenggot yang lebat, dahi yang hitam ( entah kejedot apa ) serta gaya berpenampilannya yang mujahidin, mungkin, sehingga kalau-kalau saja didalam masjid tersebut, ada seorang Obama diantara saf-saf itu, ia siap lagsung meledakkan bom yang telah melekat disekeliling perutnya . Apa coba ? kalau bukan Fundamentalis .entah apa organisasi dan sektenya, tak mengerti dan tak mau mengerti .
Khotib bagai menasihati segerombolan boca yang dimarahi karna usai mencuri timun si kancil, garang dan penuh wibawa . Tak satu pun ayat-ayatNya dibacakan dengansalah tajwid dan panjang-pendeknya, serta sabda-sabda Nabi dilantunkan dengan penuh makna, betapa berdosanya mereka yang menantang dan ' alergi ' dengan semua itu . ( mungkinitu maksudnya ) . Sistem yang dijanjikaNya, Khilafah ! dan sebuah hukum serta peraturanhdup yang harus diploklamirkan menjadi konstitusi dan landasan ideologi setiap umat, tak boleh beda, harus sama ! itulah din, atau syariat islam, begitu kalau akau tak salah dengar kala khotib begitu lantang saat meneriakan hal tersebut . Maklum karna saat khotib khotbah imajinasiku kemana-kemana, dari Argentinasamapai Kuba, dari Anisa samapai ibuku dirumah. Semua terlintas dalam benak dengan seenak. Padahal tak satu pun segala imajinasiku terlintas kala sedang diluar rumahNya ini . Mungkin ini bukti kebesaranNya. ( lagi ) sebagai Ilah atau sebagai bukti bahwa manusia adalah terdiri dari 2/3 setan ! yang selalu berkolaborasi dalam kesesatan . bahkan samapi didalam masjid . entahlah . Yang pasti aku menimati alam imajinasiku .

Disaat khotib di klimaks dalam ke-ber-api-api-an-nya meneriakan tentang Khilafah dan Syari'at, atau beroarasi mengugat SBY-BOEDIONO mundur, karna gagal dalam memerintah . Hujan deras tiba seenaknya. Tapi hujan tak memadamkan semangat yang berkobar-kobar sang khotib . Malah ia semakin trengginas danas ganas dalam berkotbah atau agak berlebih, berorasi .
Tapi setidaknya hujan berhasil memaksa para pemuda dan sebagian jemaah yang tadi bercengkerama di saf terbelakang bahkan ada yang asik dengan marlboronya, membuat maju ke saf-saf terdepan dan sedikit memerhatikan . hanya sedikit . Disaat teriakan anti-barat yang dilantangkan sang khotib tak mampu membuat si perokok marlboro bergegags ke saf didepan atau setidaknya memerhatikn dan puluhan imajinasi yang mengembang disetiap kepala jemaah yang mengembara entah kemana atau juga tertidur pulas dalam mimipinya, tapi kini hujan deras menyatukan semua, semua tanpa terkecuali . memerhatikan atau setidaknya mencari saf-saf didepannya yang belum dipenuh sesaki jemaah, dan sedikit mendengak ke atas, memastikan tempat ia menghadapNya nanti tidak bocor . Ini fenomena yang luar biasa ! atau ini memang kebesaranNya ?
Hal ini membuat sang khotib semakin trengginas dengan orasinya ( karena sudah tak dapat dikatakan khotbah ) yang cukup lama , tak seperti biasanya jam 12:30 khotib tak kunjung turun mimbar, tetap berapi-api,dan teriakan 'Amieeenn' melengking dari saf terbelakang (padahal belum saatnya berdoa )  sangat keras . dan menurunkan wibawa . seperti teriakan rakyat jelata yg kelaparan kepada penguasa yang lalim . dan karna lenkingan kaum belakang itu, khotib akhirnya teringat bahwa ia terlalu lama di mimbar .ia keasikan berapi-apai. mungkin juga memang bicara itu hak yang menyenangkan, sehingga bisa membuat orang lupa diri .dan memaksa yang lain diam serta menjadikan pendengar yg setia . tapi yang pasti khotib meanjatkan doa, dan lagi berkat lengkingan "amieenn" yang melonglog masjid tersebut . dan itu sebagai tanda sholat jumaat berjaah akan segera dimulai . sebuah kudeta yang cerdik, melebihi kudeta merangkak ala Orba .

Iqamah pun berkumandang . Shalat akan segera dilaksanakan . beiringan dengan bunyi air yang berbenturan dengan genting . hujan semakin deras . dan semua seperti biasa .tak ada istimewa .layaknya formalitas yang memang mesti dan harus dilakukan . Khidmat .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun