Mohon tunggu...
chen siauw
chen siauw Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Sosial

Hobi membaca terutama topik-topik humaniora, dan mencoba menulis untuk menyalurkan ide, gagasan agar berguna bagi yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Miskin dalam Kekayaan

4 Maret 2023   10:03 Diperbarui: 4 Maret 2023   10:05 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keprihatinan kita bersama saat merenungkan perilaku yang tidak beradab sebagai manusia pada sesamanya. Sulit diterima akal sehat anak pejabat bertindak tidak sepantasnya yang seharusnya mencerminkan perilaku yang baik sebagai keluarga dari figur yang diberikan amanah untuk mengemban tugasnya.

Keprihatinan lain yang mengecewakan masyarakat nampak dalam perilaku hedon lagi-lagi dipertontonkan oleh pejabat yang seharusnya memiliki kepekaan atas kondisi masyarakat yang masih banyak hidup prasejahtera. "Apakah dalam kelimpahan harta mereka bisa berbuat sesuka hati? "Apakah bergelimangnya harta menumpulkan nurani dan suara hati untuk peduli bagi mereka yang kekurangan? "Apakah mempertontonkan kekayaan wujud kesuksesan sejati? "Apakah penghargaan diri didapatkan saat unjuk kekayaan?

Pertanyaan yang mengusik nurani setiap kita, apa sebenarnya yang terjadi pada mereka yang kerap berperilaku hedon, bersikap arogan, bahkan diluar batas kemanusiaan. Nampaknya kekayaan tidak sepenuhnya mampu membentuk akhlak diri menjadi baik, kemasan kekayaan justru menjadikan hilangnya sebagian kesadaran diri, pentingnya karakter baik nan manusiawi yang mewujud dalam kepedulian bagi penderitaan sesama  redup dalam kepuasan kepemilikan materi yang makin menjadi-jadi.

Lantas apa yang bisa mereduksi perilaku hedon dan tidak beradab, pertama bangun kembali relasi yang dekat dan intim dengan Sang Pencipta, bangun kesadaran diri bahwa tanpa pertolongan-Nya semua yang kita capai pada akhirnya justru tidak membawa kebahagiaan sejati. Berserah pada-Nya dengan memaknai diri ini begitu lemah perlu bergantung total pada kekuatan-Nya. Bangun relasi dengan motivasi menolong sesama yang kurang beruntung, berpegang pada prinsip kekayaan yang kita miliki sebagai kepercayaan dari-Nya untuk kebaikan sesama tidak hanya diri sendiri. Terus menerus hidup dalam syukur yang tulus atas berkat-Nya dan memohon pada-Nya agar diri dimampukan mewujudkan syukur dengan berbagi kepada siapapun yang membutuhkan. Maknai semua yang ada saat ini sebagai kesementaraan yang akan pudar saat waktunya tiba, gunakan dengan bijak apapun yang dipercayakan pada kita dengan penuh kearifan.

Nurani, kepekaan hati, karakter baik inilah yang seringkali pudar saat kekayaan materi makin bertambah dan bertambah, ironi saat diri bergelimang harta justru miskin akhlak yang baik, pudarnya kemanusiaan kita, merasa diri berkuasa berbuat sesuka hati, kepuasan diri semu dalam arogansi yang tidak perlu. Sejatinya manusia dilahirkan baik adanya, sudah seharusnya membawa keberkahan bagi sesama, empati bagi penderitaan orang lain, tak jemu berbuat baik bagi sesama dan lingkungan.

Kedekatan diri dengan Sang Pencipta mampu membawa diri dalam kesadaran sepenuhnya untuk menjalin keharmonisan, kejujuran, ketulusan bagi kebaikan sesama. Kedekatan ini juga pada akhirnya mampu mengikis perilaku tak beradab dan hedon, terlebih saat diberikan amanah dalam tampuk kekuasaan.

Mari kita bangun kembali relasi yang tulus dan jujur dengan Sang Pencipta, mari kita wujudkan syukur kita bagi kebaikan sesama. Junjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya, dalam kebersamaan penuh ketulusan.

Tangerang, 04 Maret 2023

Chen Siauw

Mahasiswa Pascasarjana Magister Ministri STT Amanat Agung-Jakarta

Email : siauwchen15@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun