Mohon tunggu...
chen siauw
chen siauw Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Sosial

Hobi membaca terutama topik-topik humaniora, dan mencoba menulis untuk menyalurkan ide, gagasan agar berguna bagi yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

January Blues

9 Januari 2023   16:58 Diperbarui: 9 Januari 2023   17:02 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Seorang penulis dan pengembang Time Perspective Therapy, Rosemary Sword menyebut January blues adalah sesuatu yang nyata dan benar-benar ada. Bisa dikatakan, January blues adalah salah satu bentuk depresi yang bisa dirasakan siapa saja. "Ini adalah bentuk depresi yang dirasakan banyak orang setelah liburan dan terkadang sebelumnya (liburan)," kata Sword mengutip dari Insider.

January blues sebenarnya merupakan depresi situasional yang berkaitan dengan cara berpikir dan merasakan. January blues biasanya bertahan maksimal beberapa minggu. "Ketika seseorang mengalami January blues, kami tahu itu akan berlalu dan tidak memerlukan obat," kata Sword (kutipan artikel CNN Indonesia 6 Januari 2023 https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230106141534-277-897017/ngerasa-gampang-galau-dan-hampa-mungkin-january-blues).

Kutipan artikel diatas menarik direnungkan, apakah benar kondisi ini kerap kita rasakan setelah liburan dan terkadang sebelumnya? Saat liburan kita merasakan keluar dari rutinitas yang membosankan membuat hati, pikiran dan fisik kita terbebas sejenak dalam "rasa bebas" dari beban keseharian yang kita pikul. Rasa bebas membuat energi dalam diri seolah bangkit, terisi kembali untuk menikmati kebebasan sementara dari beban rutinitias yang membosankan. Lantas bagi mereka yang "sulit berlibur" karena mengharuskan bekerja tiap hari baru bisa makan, apakah juga bisa merasakan depresi situasional karena ingin merasakan libur sejenak? Bukankah bagi mereka timbul "rasa ingin" seperti yang lain bisa berlibur.

Bagi yang bisa berlibur karena ada kemampuan finansial, fisik sehat, waktu tersedia bersyukur bisa menikmati liburan, bagi sebagian yang lain tiap hari adalah perjuangan hidup, kerja hari ini untuk makan hari ini. Bagi sebagian yang lain libur sayang kalau hanya untuk bersantai dan bersenang-senang, lebih baik bekerja, berbisnis karena "waktu adalah uang". Bagi yang lain karena pengabdian tiap detik waktu adalah pengabdian, berlibur juga untuk pengabdian.

Bagi yang bisa berlibur karena kondisi mendukung lihatlah sebagai hal yang positif bisa mengisi energi hidup kita dengan semangat baru, tidak seharusnya mengalami "January Blues". Jika mengalami kondisi ini perlu bertanya pada diri apa makna dan tujuan sebelum berlibur, tujuan yang jelas bahwa berlibur untuk menyegarkan kembali vitalitas hidup, berlibur memberikan ruang bagi diri untuk instropeksi, pastinya kita lebih siap menghadapi January blues.

Sementara bagi mereka yang sulit untuk berlibur karena tuntutan kebutuhan hidup, bisa memaknai hari lepas hari dengan pola pikir dan merasakan "bersyukur hari ini sehat hingga bisa berkarya dan bekerja, hari bekerja juga dirasakan sebagai hari berlibur karena aktifitas kerja dan berkarya juga memberikan kepuasan batin yang mendatangkan kegembiraan, bukankah kegembiraan juga bagian dari tujuan berlibur", meski tanpa waktu, tempat, dana khusus untuk berlibur selama suasana hati menyatu antara bersyukur sekaligus bergembira karena mampu berkarya itu juga sebuah liburan.

Bagi yang berprinsip waktu adalah uang dalam berlibur pun harus cari uang, makna libur benar-benar tidak berarti. Karena tujuan hidupnya mencari uang, baginya uang adalah kegembiraan. Uang bisa membuatnya senang meski tanpa harus berlibur khusus. Jika demikian pandangan hidupnya maka sering kita jumpai orang yang berkecukupan tidak bahagia, merasa hampa hidupnya karena tidak memahami tujuan hidup yang sesungguhnya, perlu sediakan waktu berlibur hingga ada keseimbangan hidup.

Bagi yang hidup adalah pengabdian akan lebih mudah memaknai esensi hidup karena baginya hidup adalah pengabdian yang membawa kebahagiaan tersendiri, meski tidak harus ada waktu khusus berlibur baginya tiap hari pengabdian sekaligus berlibur. Bersyukur bagi mereka yang terpanggil untuk mengabdi bagi kebaikan sesama dan lingkungan sekitarnya.

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."Sabda-Nya di Filipi 4 : 6, sangat relevan menjadi dasar pola pikir dan merasakan dalam situasi dan kondisi apapun, apakah kita bisa berlibur, belum bisa berlibur atau tidak mau berlibur semua bisa disikapi dengan arif jika kita pahami dengan baik sabda-Nya, apapun kondisinya  kita tetap bisa merasa bahagia karena bersyukur dan tidak kuatir, pada akhirnya January blues pun mampu disikapi dengan arif.

Selamat Tahun Baru 2023 awali dengan ucapan syukur dan tanpa kekuatiran pada-Nya

Tangerang,  9 Januari 2023

Chen Siauw

Mahasiswa Pascasarjana Magister Ministri

STT Amanat Agung-Jakarta

Email : siauwchen15@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun