Mohon tunggu...
chen siauw
chen siauw Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Sosial

Hobi membaca terutama topik-topik humaniora, dan mencoba menulis untuk menyalurkan ide, gagasan agar berguna bagi yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lumrahkah?

20 November 2022   20:12 Diperbarui: 20 November 2022   20:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Profesor Kathleen Richardson, seorang pengkaji etika robotik di Universitas De Montfort, Leicester, Inggris meneliti dampak robot pada masyarakat. Dia menyayangkan kehadiran robot seks. "Ada tujuh miliar orang di planet kita dan kita mengalami krisis hubungan antar manusia. Lalu ada perusahaan yang datang dan mengambil untung dengan mengatakan benda bisa mengambil tempat manusia," kata dia. 

"Kita hidup di dunia yang menjadikan seks sebagai obyek melalui pelacuran. Manusia digunakan sebagai alat dan boneka seks adalah perpanjangan dari konsep ini," paparnya. Kutipan pernyataannya di Kompas.com 16 Mei 2017 silam. Fenomena yang terjadi sungguh membuat hati kita miris, "ini sejalan dengan 25 persen generasi milenial yang disurvei bahwa mereka percaya di masa depan bakal ada hubungan yang intens dan romantis dengan robot, dilansir dari Getmaude."(kutipan Kompas.com 2022/11/20).

Sudah sedemikian parahkah relasi antar manusia hingga perlu sesuatu yang dicipta manusia untuk menggantikan relasi antar sesama dengan robot untuk tujuan kepuasan diri yang harusnya dipenuhi pasangan hidup yang sah. "Dosa membuat manusia semakin tak tahu diri, sehingga berdosa pun merasa diri tak berdosa. 

Di sini jelas terlihat betapa dosa itu mengakibatkan kebebalan kedegilan yang luar biasa. Manusia itu betul-betul menjadi bebal, sehingga tak lagi mampu menghargai apa yang Allah kerjakan dalam kehidupan-Nya."(kutipan tulisan almarhum Pendeta Bigman Fredore Leonard Sirait, 4 November 2015 silam di Reformata.com). 

Pernyataan almarhum Pendeta Bigman Sirait tepat sekali, dosa manusia benar-benar mengakibatkan "kebebalan kedegilan yang luar biasa,"Relasi yang seharusnya indah antar sesama mahkluk ciptaan-Nya, perasaan dan emosi yang terbangun dalam rasa rindu, cinta, simpati, empati apakah mungkin tergantikan saat relasi dengan "Robot."

Mari renungkan dalam sanubari terdalam makna kita diciptakan-Nya, apakah hanya sekadar hidup untuk memenuhi nafsu kedagingan kita, relasi hati tertindas oleh nafsu yang berlebihan hingga segala upaya dilakukan untuk memuaskannya. Berbagai alasan penggunaan robot yang tidak semestinya apapun latar belakangnya tidak dapat dibenarkan. Relasi antar manusia haruslah melibatkan hati dan perasaan yang tulus, hingga terbentuk harmoni yang indah dalam relasi pernikahan, pertemanan, persahabatan ataupun dalam komunitas sosial yang lebih besar.

Bentengi diri dengan relasi yang dekat dengan Sang Pencipta, lakukan apa yang menjadi ajaran-Nya dengan sungguh-sungguh. Keprihatian kita bagi generasi muda tidak cukup hanya dengan slogan dan anjuran, terpenting dalam tindakan nyata dan teladan hidup kita yang benar (berintegritas). 

Para pemangku kepentingan seharusnya berani bertindak tegas jika perusahaan yang demi keuntungan semata memproduksi produk yang justru tidak membuat moral dan hidup manusia makin baik. Janganlah dosa yang membuat kebebalan kedegilan manusia makin menjadi-jadi dengan pembiaran produk- produk yang merusak moral manusia demi keuntungan bisnis semata.

Tak terbayangkan bagaimana jadinya jika relasi manusia yang bernurani akhirnya tumpul dan tenggelam dalam relasi mekanis dengan robot. Masih adakah kepedulian, empati, pengorbanan diri bagi kebaikan sesama manusia. Janganlah perkembangan teknologi yang demikian pesat dan makin canggih pada akhirnya menjerumuskan diri dalam kebebalan dan kedegilan yang makin mengila. Kita harus senantiasa mengingat Sang Pencipta hadirkan kita di dunia untuk melakukan kebaikan bagi sesama, lingkungan dan semua ciptaan-Nya tak terkecuali. Masih lumrahkah kita gantikan relasi yang penuh keindahan dan ketulusan antar sesama dengan "Robot." Robot bermanfaat bagi manusia bila digunakan dengan tepat untuk hal-hal yang tepat dan benar.

Tangerang,  20 November 2022

Chen Siauw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun