Mohon tunggu...
Chelsy Victoria
Chelsy Victoria Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional

Halo!! I'm Chelsy Victoria, I'm International Relations student in Christian University of Indonesia, Jakarta. I have interest in writing, traveling, sports, health, and social culture issues. It'll be my pleasure if we can share knowledge with each other.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wujud Sederhana Kesetaraan Gender di Suku Baduy

12 Mei 2023   20:20 Diperbarui: 27 Juli 2023   14:24 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SUKU BADUY

Suku Baduy merupakan masyarakat adat Sunda yang terletak di Desa Kenakes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Suku Baduy terdiri dari Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam, keduanya sama namun memiliki kebiasaan yang sedikit berbeda dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. 

Masyarakat Suku Baduy Dalam sangat memegang teguh tradisi adat dan budaya mereka, mereka hidup tanpa akses listrik maupun teknologi digital seperti gadget, sedangkan Suku Baduy Luar mereka terbuka dengan masuknya perkembangan globalisasi dan teknologi digital bahkan mereka terbuka terhadap wisatawan dalam negeri maupun mancanegara untuk datang berkunjung bahkan bermalam di rumah mereka. Suku Baduy pada dasarnya memiliki mata pencaharian berladang dan bertani, mereka menanam padi, kencur, jahe dan lainnya untuk dijual ke pasar kecuali padi karena padi menjadi makanan pokok bagi masyarakat Baduy.


WUJUD KESETARAAN GENDER SUKU BADUY

Jika kita membahas kesetaraan gender, apa yang kira-kira ada di benak dan pikiran teman-teman?
Kesetaraan gender adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat kodrati. Kesetaraan gender bukan hanya membahas hak-hak perempuan saja namun juga hak laki-laki sebagai manusia. Manusia terlahir dengan hak yang sudah dibawa sejak ia lahir ke bumi, hak asasi manusia atau yang biasa kita kenal sebagai HAM. HAM mencakup hak manusia untuk bebas dari ancaman, diskriminasi, dan dapat memperoleh hak hidup yang sama seperti mengakses sumber daya alam, alat produksi, pekerjaan, ekonomi, hak hukum, politik, dan sebagainya.

Kesetaraan gender sudah menjadi salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan secara global. Sustainable Development Goals (SDGs) menggaungkan setiap tujuannya yang  menjunjung tinggi hak asasi manusia. Melansir dari situs resmi SDGs Bappenas, kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua orang)-perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Walaupun Suku Baduy tertutup dari perkembangan teknologi dan globalisasi, mereka sudah menerapkan wujud sedaerhana dari kesetaraan gender. Saat pagi hingga sore hari baik perempuan dan laki-laki pergi ke ladang mereka untuk bertani, laki-laki mencari kayu bakar yang kemudian diletakan di ladang masing-masing nantinya perempuan akan membawa kayu bakar itu ke rumah.

Di Suku Baduy Luar, perempuan bebas berkreasi dengan keahlian tenun yang sudah mereka pelajari sejak kecil. Mereka bahkan juga menjual hasil tenun mereka di e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, maupun platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan lainnya. Laki-laki di Suku Baduy selain bertani, mereka juga menjadi pemandu wisata ke dalam Baduy, menjual madu khas Baduy, dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan.

Dapat disimpulkan baik laki-laki maupun perempuan di Suku Baduy memiliki kolaborasi yang baik dalam menunjang perekonomian rumah tangga mereka, walaupun mereka hidup tanpa akses teknologi (Suku Baduy Dalam), dan ada yang sudah mengakses teknologi secara terbatas namun mereka kompak untuk bekerja sama agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal semacam ini merupakan salah satu dampak dari kesetaraan gender yakni adanya keberhasilan, dan keharmonisan yang baik. Perempuan di Baduy juga berperan penting dalam kontribusi terhadap ekonomi rumah tangga mereka, untuk itu baik perempuan maupun laki-laki saling berkolaborasi sehingga mereka mencapai apa yang menjadi kebutuhan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun