Mohon tunggu...
Chelsy Mecca
Chelsy Mecca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Politeknik Negeri Semarang

Nama saya Chelsy Dhiyaul Mecca, Mahasiswa semester satu jurusan Akuntansi, program studi Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ancaman atau Peluang? Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Pekerja Indonesia

5 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 5 Oktober 2024   22:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

   Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap dunia secara drastis, termasuk dalam sektor ekonomi dan bisnis. Di Indonesia, kehadiran AI semakin terasa dan menimbulkan pertanyaan besar: apakah AI menjadi ancaman atau justru membuka peluang baru bagi pasar kerja?Di satu sisi, AI memang membawa ancaman bagi sejumlah pekerjaan. Otomatisasi yang digerakkan oleh AI dapat menggantikan tugas-tugas rutin yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Pekerjaan di sektor manufaktur, administrasi, dan layanan pelanggan menjadi beberapa contoh yang paling rentan terdampak. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya angka pengangguran.Namun, di sisi lain, AI juga membuka peluang baru yang tak terbatas. Munculnya berbagai profesi baru yang berkaitan dengan pengembangan dan penerapan AI menjadi salah satu contohnya. 

Selain itu, AI dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja, sehingga memungkinkan manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih kompleks dan kreatif.Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah dan pelaku industri perlu mengambil langkah-langkah strategis. Pertama, perlu dilakukan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi tenaga kerja agar mereka dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Program-program reskilling dan upskilling menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing pekerja Indonesia.Kedua, perlu diciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri AI di Indonesia. Hal ini meliputi penyediaan infrastruktur yang memadai, dukungan riset dan pengembangan, serta kebijakan yang mendorong inovasi. Dengan ekosistem yang kuat, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam pengembangan AI di tingkat global.Ketiga, perlu ada perlindungan sosial yang memadai bagi pekerja yang terdampak oleh otomatisasi. Program-program jaminan sosial seperti pelatihan ulang, bantuan finansial, dan penempatan kerja perlu diperkuat.

Kehadiran AI di Indonesia merupakan tantangan sekaligus peluang. Kecerdasan buatan adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari.  Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam era disrupsi ini, pekerja Indonesia perlu beradaptasi dengan cepat dan terus meningkatkan kompetensinya. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan persiapan yang matang dan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mengubah ancaman menjadi peluang dan memastikan bahwa AI membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun