Patriarki adalah salah satu kata yang sangat tidak disukai oleh semua perempuan yang ada di dunia ini. Karena patriarki adalah budaya yang selalu memposisikan perempuan di bawah laki -- laki, menomorduakan perempuan. Bahwasannya, perempuan dianggap sebagai mahkluk yang lemah. Â Â Â Statemen seperti ini seolah -- olah membenarkan bahwa laki -- laki adalah ras terkuat di dunia. Budaya patriarki yang terjadi membuat posisi perempuan menjadi terpojok dalam hal apapun. Dan tak jarang berimbas pada perkembangan intelektualitas perempuan yang selalu dikekang, ditekan, sedemikian rupa oleh lingkungan sekitarnya.
Perempuan tidak diberikan kebebasan untuk mengeksplorkan cita -- cita , impian, keinginan, kewajiban, bahkan haknya. Perempuanpun bahkan tak diizinkan untuk mengenyam pendidikan yang tinggi, jabatan atau posisi yang lebih baik, bahkan tak boleh terlihat lebih hebat dari laki -- laki. Bagi laki -- laki perempuan hanya bertugas mengerjakan pekerjaan rumah; menyapu, mengepel, memasak,membersihkan rumah, dan kegiatan rumah tangga lainnya. Tidak ada guanya berpendidikan tinggi karena nanti akan mengerjakan pekerjaan rumah juga. Pandangan seperti ini terkadang membuat perempuan tak bisa melakukan apa -- apa. Menjadi mahkluk yang seolah -- olah tak ada harganya, benar -- benar terpojok posisi perempuan.
Suatu kenyataan pahit yang sulit diterima namun harus diterima karena terpaksa oleh keadaan. Sabagai seorang perempuan, saya ingin menentang budaya patriaki ini. Saya ingin membunuh pandangan kuno yang ditanamkan kaum laki -- laki terhadap kaum perempuan. Bahwa perempuan bukanlah mahkluk lemah, perempuan juga manusia yang memiliki kaki, tangan, mata, dan semua organ tubuh, memiliki akal dan budi. Laki -- laki dan perempuan sama -- sama manusia. Lalu, kenapa perempuan dianggap sebagai mahkluk yang lemah. Soal pekerjaan perempuan juga bisa melakukan hal yang sama seperti laki -- laki. Perempuan tak selayaknya diperlakukan bahkan selalu dianggap sebagai kaum lemah. Kami sebagai perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan pekerjaan yang layak.
 Maka dari itu, kesetaraan gender perlu diterapkan dalam kehidupan ini. Bukan berarti bahwa perempuan dan laki -- laki setara namun adalah tentang bagaimana perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan hak yang sama seperti laki -- laki. Jika kesetaraan gender diterapkan dengan baik maka keadilan antara laki -- laki dan perempuan akan dapat memberikan ruang akses yang besar dalam berkarya dan dapat menjadi peluang yang baik juga bagi generasi penerus yang bisa berkarya tanpa membedakan gender dan tanpa adanya budaya patriarki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H