Oleh : Chelsea Tasya Shabila_221010503438_Manajemen_Ekonomi dan Bisnis_Universitas Pamulang
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, ancaman persaingan tidak hanya berasal dari produk atau layanan yang serupa, tetapi juga dari produk substitusi. Produk substitusi adalah produk yang mampu menggantikan fungsi utama produk lain, meskipun karakteristiknya berbeda. Kehadiran produk ini dapat menggeser pasar dan mengurangi daya tarik produk yang sudah ada. Maka, memahami ancaman produk substitusi adalah langkah penting untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Â
Produk substitusi sering kali datang dari luar sektor utama perusahaan, membuat ancamannya sulit diprediksi. Sebagai contoh, layanan streaming seperti Netflix menggantikan penyewaan DVD, sementara kendaraan listrik menjadi alternatif kendaraan berbahan bakar fosil. Masalah utama yang dihadapi perusahaan adalah ketidakmampuan untuk mendeteksi tren ini sejak dini. Selain itu, produk substitusi sering kali menawarkan nilai lebih tinggi, seperti harga yang lebih rendah, efisiensi lebih baik, atau fitur tambahan. Jika tidak diantisipasi, pelanggan dapat beralih, yang pada akhirnya merugikan perusahaan secara finansial dan reputasi.
Menurut Michael Porter dalam model lima kekuatannya, ancaman produk substitusi adalah salah satu kekuatan utama yang memengaruhi daya saing industri. Ancaman ini semakin besar jika:
1.Biaya Peralihan Rendah: Konsumen tidak perlu mengeluarkan banyak biaya atau usaha untuk beralih ke produk substitusi.
2.Nilai Lebih Tinggi: Substitusi menawarkan keunggulan harga atau kualitas yang menarik.
3.Inovasi Teknologi: Substitusi sering kali muncul dari perkembangan teknologi yang mampu menghadirkan solusi baru dengan cara yang lebih efisien.
Sebagai contoh, munculnya aplikasi transportasi daring telah menggantikan banyak layanan transportasi konvensional, menunjukkan bagaimana substitusi dapat mengguncang pasar.
Ancaman produk substitusi adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap bisnis, terlepas dari industrinya. Untuk mengantisipasi hal ini, perusahaan harus terus melakukan inovasi, memahami kebutuhan konsumen, dan menciptakan nilai tambah yang sulit disaingi. Selain itu, penting untuk memantau tren pasar secara berkala dan bersiap menghadapi perubahan dengan strategi yang adaptif. Dengan pendekatan proaktif, ancaman ini dapat diminimalkan, bahkan diubah menjadi peluang untuk memperluas bisnis ke arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H