Mohon tunggu...
Chelsea Syawalla
Chelsea Syawalla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi semester 5 program studi Komunikasi

Saya menyukai menulis, bermain game dan kucing!

Selanjutnya

Tutup

Book

Sinopsis Novel Happy Birth-Die: Gadis Cantik Tapi Aneh

22 Januari 2024   11:43 Diperbarui: 22 Januari 2024   12:58 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Happy Birth - Die mengambil genre romance, horror dan fantasi dan terdapat teka-teki yang seru dengan alur cerita yang maju mundur. Tokoh utama dari novel ini seorang perempuan bernama Pijar atau kerap dipanggil zombi oleh teman-teman karena dia tidak pernah tersenyum, selalu berekspresi dengan wajah datar dan juga penampilan sehari-harinya yang terkesan menyeramkan dan tidak heran jika banyak orang tidak mau berurusan dengannya, akan tetapi Pijar berani berkorban dan mengambil resiko demi keselamatan orang lain yang terkadang dia sendiri saja bisa celaka. Namun tidak dengan Heksa, dia terpaksa harus berdekatan dengan Pijar alias si Zombi karena mereka akan tampil bersama di acara sekolah mereka. 

Sebenarnya Heksa malas untuk berdekatan dan juga menanggapi Pijar namun dia tidak ingin popularitas yang sudah dia bangun itu jatuh dan fans-fansnya hilang. Heksa sendiri memiliki kepribadian yang unik, dia laki-laki yang pecicilan, ingin tahu segala hal, ceplas ceplos kalau bicara, dan lebay, namun dibalik sifat-sifatnya yang seperti itu, sebenarnya dia memiliki kepribadian yang peduli dengan teman-temannya dan memiliki sifat yang positif. Dan karena acara sekolah, mereka jadi dekat. Heksa tahu kemampuan rahasia mistis Pijar, begitu juga Pijar tahu kelemahan dari Heksa.

Novel ini bercerita tentang kemampuan mistis yang selalu Pijar rahasiakan. Pijar adalah seorang siswi baru pindah ke SMA Rising Dream. Pijar memiliki mata yang ajaib bin fantastis, mata ajaib dia dapat melihat dan mengetahui kapan serta bagaimana seseorang itu akan mati dan mata ini akan aktif ketika seseorang berulang tahun, Pijar selalu merahasiakan rahasianya dengan aman dan memiliki reputasi yang baik selama 6 bulan. Akan tetapi, semuanya perlahan-lahan berubah ketika Pijar mulai mengenal ketiga temannya yaitu, Heksa, Andre dan Willy. Ketiga sahabat Pijar memiliki sifat yang berbeda-beda satu sama lain. Heksa memiliki sifat yang usil, selalu bersemangat, dan sosok yang kuat berkelahi. Andre memiliki sifat yang dewasa dan pandai menyelesaikan masalah dengan pemikirannya yang luas serta pandai berbicara, dan Willy yang periang dan selalu jadi penengah ketika teman-temannya sedang ada masalah personal. 

Ada kalanya, Pijar merasa terganggu atau risih dengan kemampuan mistisnya tersebut, ia merasa bahwa dia itu tidak normal seperti orang lain. Justru, terkadang dia menjadi sangat frustasi, stress dan ingin sekali menghilangkan atau menghapuskan kemampuan mistis itu dari hidupnya. Ulang tahun Heksa adalah  salah satu kejadian yang membuat dirinya stress dengan kemampuannya. 

Saat itu Heksa diantar pulang oleh Pijar, saat diperjalanan Pijar menceritakan salah satu kejadian orang meninggal bunuh diri yang membuat Heksa ketakutan sendiri. Pijar bercerita kalau orang itu gantung diri salah satu pohon dekat rumah Heksa, dengan mata yang masih terbuka dan mukanya membiru. Heksa kaget dan ketakutan setengah mati, tak lama Heksa berteriak kepada Pijar untuk berhenti menceritakan hal tersebut. 

Sesampainya di rumah Heksa dan ibu Heksa menyuruh Pijar masuk dulu untuk merayakan kecil-kecilan ulang tahun Heksa, saat itu juga Pijar ketakutan dan langsung ingin pulang. Iya, dia takut karena dia bisa melihat kapan orang itu meninggal saat orang itu berulang tahun. Heksa melihat muka gelisah Pijar karena lima menit lagi adalah jam dua belas malam. Dan tepat di jam dua belas heksa tertawa dan berbisik kepada Pijar bahwa hari ini bukanlah hari ulang tahun dia yang sebenarnya. 

Lantas apakah Heksa punya tanggal lahir double? Atau dia hanya ingin membuat Pijar ketakutan? Saat itu di otak Pijar hanya pulang, pulang, dan pulang  ingin cepat sampai rumah. Pijar langsung berpamitan kepada orang tua Heksa dan buru-buru ingin pulang, namun Heksa langsung sigap mencekal lengan Pijar. Pijar pun kaget dan menjerit serta spontan mendorong tubuh Heksa hingga terpental. Rasa bersalah membanjiri hatinya namun dia harus segera pulang sebelum ada kejadian buruk atau aneh lainnya. Bagaimana Pijar sepanjang jalan? Esok hari? Dan seterusnya? Ayo baca novel "Happy Birth-Die" karya Risma Ridha Anissa sekarang juga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun