Mohon tunggu...
Chelsea Dian Nurani
Chelsea Dian Nurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UIN Jakarta

Saya sangat menyukai film Harry Potter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Merasa Unworthy Buat Semua Orang? Minder Karena Being A Second Choice?

25 Desember 2023   08:04 Diperbarui: 25 Desember 2023   08:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"lo tuh harusnya sadar karena dia cuman jadiin lo second choice doang" Pasti kalian udah gak asing nih sama kalimat itu. Sering banget kita dengar dari teman kita, orang sekitar, atau mungkin dia media sosial seperti Tiktok, Instagram, dan media sosial lainnya. Eitsss, dijadikan second choice juga bisa mempengaruhi diri kita loh. Nah, ini dia pembahasan menarik kita hari ini, simak baik-baik ya bestie!

Merasa unworthy dan minder karena second choice

Ketika kita sadar bahwa kita hanya pilihan kedua bagi orang-orang, banyak sekali perasaan negatif yang muncul dalam diri kita. Salah satunya adalah membuat kita merasa diperlakukan tidak istimewa atau perlakuan tidak sama seperti orang lain. Perlakuan yang mereka kasih membuat kita merasa kalau diri kita ini kurang cukup untuk mereka. Merasa ada yang salah di dalam diri kita. Banyak sekali pengalaman orang orang yang dijadikan second choice cenderung memilih untuk diam. Tidak mau mengutarakan apa yang dia rasakan. Hal ini lah yang membuat mereka bersikap seenak saja terhadap diri kita.

Being a second choice membuat kita akan kehilangan diri kita sendiri, kita takut untuk bertemu dengan orang lain. Bahkan banyak sekali yang merasa kalau dirinya tidak pantas untuk siapapun. Kita manusia perasa, banyak dari kita yang akan menyalahkan dirinya sendiri karena hal ini.

Sebenarnya apa sih second choice itu?

Awal mulanya sebutan second choice atau pilihan kedua ini muncul dari netizen di berbagi media sosial, yang lebih menonjol ada di Tiktok. Kenapa sih disebut second choice? Membuat kita merasa diperlakukan tidak istimewa atau perlakuan seenaknya kepada diri kita. Second choice ini tidak hanya dalam konteks percintaan saja ya bestie, tapi dalam konteks pertemanan pun juga bisa loh walaupun yang lebih dominan adalah dalam konteks percintaan. 

Dalam satu kasus yang sering kita jumpai di masa remaja seperti ini. Ketika seseorang mendekati kita dan perlakuannya membuat kita merasa beda dari orang lain, namun di suatu ketika perlakuan itu tidak bertahan lama dan orang yang mendekati kamu mungkin tidak menunjukkan dengan jelas perginya dia dari hidup kamu. Ia perlahan akan menghilangkan kebiasaan perlakuannya yang ia lakukan kepada kamu dan lama kelamaan kamu akan sadar kalau dia tidak sama lagi seperti dulu. Lalu, semenjak hilangnya komunikasi intens kalian, akhirnya ia memiliki kekasih baru. Di situ lah kamu akan merasa kalau perlakuan yang ia lakukan ke kamu hanya sebatas mencoba atau istilahnya karena dia melihat kamu yang selalu menerima, maka dia akan memanfaatkan hal tersebut. Lalu, muncul lah perasaan-perasaan negatif yang masuk ke dalam diri kita. 

Bagaimana kita bisa tahu kalau kita second choice seseorang

Cara tahu kita dijadikan second choice oleh seseorang, kita lihat dulu perlakuan mereka ke kita. Jangan mudah percaya dan jatuh cinta dengan perlakuan mereka yang manis. Kita juga harus liat konsistensi seseorang tersebut. Apakah perlakuan intens yang mereka berikan akan konsisten berlangsung terus menerus atau tidak. Ketika seseorang tersebut perlahan mulai menghilangkan kebiasaannya atau sudah tidak konsisten lagi. 

Itu dia pembahasan kita seputar second choice ya, bestie! Jangan mau ada posisi itu karena akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan mental kita sendiri lohh. Ayo keluar dari lingkungan yang toxic ya, bestie!

Chelsea Dian Nurani, mahasiswi Psikologi UIN Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun