Era globalisasi membawa banyak perubahan bagi masyarakat Indonesia, mulai dari kemajuan teknologi, pendidikan, hingga pengaruh terhadap moral anak remaja, yang kini dikenal dengan istilah Gen-Z. Seiring dengan berjalannya waktu, kita bisa melihat perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti cara berpakaian, cara berbicara, dan cara bergaul, yang kadang-kadang menimbulkan kecemasan di kalangan orang-orang yang lebih senior. Indonesia, sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi norma sosial, kini menghadapi kenyataan bahwa banyak remaja Gen-Z yang menganggap norma-norma tersebut terlalu kuno. Benarkah saat ini terjadi degradasi moral remaja di Indonesia? Jika iya, bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab utama degradasi moral remaja di era globalisasi adalah kemajuan teknologi, khususnya media sosial. Berdasarkan data BPS tahun 2021, sebagian besar anak Indonesia yang berusia lima tahun ke atas telah menggunakan media sosial. Persentasenya mencapai 88,99%. Survei ini menunjukkan bahwa banyak anak di bawah umur yang mengakses media sosial.Â
Informasi yang bebas dan mudah diakses bisa menjadi "senjata makan tuan" apabila tidak dikelola dengan bijak. Selain itu, kurangnya penekanan pendidikan moral di keluarga, sekolah, dan masyarakat turut berperan. Pendidikan moral seharusnya sudah diajarkan sejak dini, agar dapat membangun karakter dan kepribadian yang baik pada seseorang.
Degradasi moral memiliki dampak yang cukup besar terhadap kehidupan sosial. Salah satunya adalah penurunan kualitas hubungan sosial. Kurangnya rasa saling menghormati dan mempercayai antarindividu dapat menyebabkan menurunnya kualitas hubungan dalam masyarakat. Hal ini bisa berdampak pada meningkatnya kejahatan, karena banyak orang yang lebih memilih kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama, serta menurunnya rasa kepedulian terhadap sesama. Selain itu, degradasi moral juga dapat menyebabkan ketidakstabilan kehidupan berbangsa, karena norma-norma sosial yang mulai ditinggalkan, membuat generasi muda kehilangan jati dirinya di tengah pengaruh globalisasi dan westernisasi.
Untuk mencegah degradasi moral, kita perlu menguatkan pendidikan karakter sejak dini. Masa anak-anak adalah usia golden age, di mana nilai-nilai moral yang baik seperti kejujuran, kepedulian terhadap sesama, kedisiplinan, dan tanggung jawab dapat ditanamkan dan dijadikan kebiasaan. Peran keluarga sangat penting dalam hal ini, karena anak-anak cenderung mencontoh perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, orang tua perlu menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan komunikasi yang positif, yang juga akan mempengaruhi perkembangan emosional anak ke arah yang lebih baik.
Selain itu, orang tua perlu secara aktif mengawasi dan membatasi tontonan anak-anak mereka. Mengingat budaya westernisasi kini telah masuk bahkan ke dalam tontonan kartun anak, orang tua harus selalu waspada terhadap pengaruh buruk dari media tersebut. Pemerintah juga memiliki peran besar dalam meningkatkan nilai moral di kalangan remaja Indonesia, salah satunya dengan membatasi akses ke situs-situs tertentu yang mengandung konten dewasa atau tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku.
Permasalahan degradasi moral remaja Indonesia dapat diatasi jika semua lapisan masyarakat berkontribusi. Pendidikan karakter, peran keluarga, pengawasan media, dan kebijakan pemerintah adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk memerangi degradasi moral ini. Saatnya kita bekerja sama untuk selalu mengedepankan nilai moral sebagai remaja Indonesia yang baik, sehingga dapat membangun lingkungan masyarakat yang lebih beradab, harmonis, dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H