Mohon tunggu...
Chelseaa
Chelseaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif di Universitas Airlangga

Hai, nama saya Chelsea Cahya Mahira biasa dipanggil Chelsea, Saya merupakan Mahasiswa baru Universiatas Airlangga tahun 2024 dengan program studi Teknik Elektro dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Patriarki Masih Bertahan?

7 November 2024   07:00 Diperbarui: 12 November 2024   00:47 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Contohnya dalah dalam film dan serial televisi, perempuan seringkali digambarkan sebagai karakter pendukung yang harus diselamatkan oleh tokoh laki-laki. Representasi ini memperkuat pandangan bahawa laki-laki adalah pahlawan dan pengambil keputusan, sedangkan perempuan adalah pengikut. Dari hal tersebut membuat masyarakat mernomalisasi hal tersebut yang membuat budaya patriarki ini makin kuat di masyarakat.

4. Ekonomi dan Ketergantungan Finansial

Ketergantungan finansial juga menjadi salah satu faktor kunci untuk mempertahankan patriarki. Banyak sekali kasus yang sudah memuat bahwa Perempuan susah mendapatkan keadilan dalam lingkup pekerjaan, mereka susah mendapatkan pekerjaan yang layak dan mendapatkan posisi jabatan yang baik.

Di negara-negara seperti India, meskiun ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja, banyak dari mereka yang masih terjebak dalam pekerjaan informal dengan upah yang rendah. Ketika perempuan tidak memiliki akses ke pekerjaan yang layak maka itu membuat mereka bergantung pada anggota keluarga yang laki-laki untuk dukungan finansial. Ketergantungan inilah yang membuat budaya patriarki terus bertahan

5. Tindakan Hukum dan Kebijakan Publik

Di beberapa negara, undang-undang yang melindungi kaum wanita masih sangat lemah atau bahkan tidak ada. Ketika perempuan tidak memiliki perlindungan hukum yang memadai, mereka akan lebih rentan terhadap kekerasan dan diskriminasi.

Seperti di Arab Saudi, sebelum reformasi terkini, perempuan tidak boleh mengendarai mobil sendiri tanpa adanya wali laki-laki. Meskipun ada perubahan, banyak undang-undang masih mencerminkan ketidaksetaraan gender. Tanpa adanya perlindungan hukum yang memadai, perempuan lebih retam terhadap kekerasan dan juga diskriminasi yang ada pada masyarakat.

Dari kelima faktor diatas kita bisa melihat bahwa kesetaraan gender belum tercapai sepenuhnya. Masih banyak orang yang salah mengartikan kesetaraan gender di dunia ini. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa kesetaraan gender ialah ketika perempuan bisa melakukan apapun yang mereka lakukan. Namun disini maksud dari kesetraan gender itu sendiri ialah ketika perempuan bisa mendapatkan hal dan kesempatan yang sama seperti halnya laki-laki bukannya dianggap sebelah mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun