Mohon tunggu...
Shinta Pratiwi
Shinta Pratiwi Mohon Tunggu... lainnya -

I'm a wife ^_^

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Balada Kelurahan: Begini, ya Pelayanan Publik ke Masyarakat?

26 September 2012   04:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:40 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesi 1:

Adalah di suatu hari Jumat sekitar pukul 1 siang, gw dan suami pergi ke kelurahan dg maksud membuat KK dan KTP baru, namun yg kami temukan adalah Kelurahan yg masih terbuka tapi tidak nampak adanya tanda tanda kehidupan hingga seorang Bapak bapak datang dan berkata bahwa kalau hari Jumat hanya masuk setengah hari, padahal di situ ditempel dengan jelas bahwa jam kerja sampai 15.45. #Oh.. begini yah pelayanan publik di Indonesia?

Sesi 2:

Akhirnya gw dan suami kembali datang ke kelurahan di hari yg berbeda. Ketika masuk, kami disambut dengan meja meja bertuliskan: Pelayanan Akta Kelahiran, Pelayanan KTP, Pelayanan KK, dan sebagainya. Namun, ketika kami menghampiri meja pelayanan KK, tidak satu orang pun ada di sana, hingga akhirnya ada seorang ibu menghampiri dan menanyakan maksud kami. Alih alih dilayani di meja tersebut, ia mengajak kami duduk di sebuah bangku, lalu menjelaskan dengan panjang lebar, bahwa mengurus KK juga membuat KTP baru itu prosesnya lama dan panjang; harus bolak balik ke kantor ini dan itu, lama juga nunggunya. Sebagai warga sipil yang sedikit ‘melek’, kami sadar dengan ribetnya urusan urus-mengurus surat ini, dan kami sadar maksud tersembunyi dari si Ibu ini. Akhirnya Ibu ini menawarkan diri untuk mengurus surat surat tersebut dengan biaya sekian rupiah. Kesel sebenarnya, tp mengingat ribetnya prosesnya dan suami yang harus segera balik ke Kalimantan dan membutuhkan KTP tsb, dengan berat hati kami ‘deal’ dg tawarannya. #Andai birokrasi di Indonesia itu ga ribet...

Sesi 3:

Kali ini kembali ke kelurahan untuk mengambil KK sendirian, KTP sudah diambil sebelumnya krn suami membutuhkan cepat. Adalah ketika datang, diriku disambut dengan pemandangan yang bikin perempuan yg sedang PMS naik darah, petugas kelurahan yg merokok di mana-mana, para petugas yang kebanyakan terlihat main HP daripada bekerja, juga petugas yang tidak ramah. Ketika gw meghampiri meja pelayanan, seorang perempuan muda berkata dengan tidak ramah; “Mau ngapain mba? / ambil KK / Sama siapa? / Bu Arin / Tunggu ajah, orangnya lagi ke sono kayaknya/ dan kemudian ia kembali ke layar kecilnya. Belum lagi pemandangan ibu-ibu yang sedang ditawari pelayanan khusus oleh petugas laki-laki muda sambil merokok. Akhirnya, karena gw lagi kesel, gw foto-foto lah pemandangan tersebut dengan HP gw. Dan ketika akhirnya urusan gw selesai, gw mau pulang, si Ibu menghadang gw dan menanyakan maksud gw foto2 tadi lalu memohon-mohon untuk tidak menyebarkan foto-foto tersebut ke media. Dan salah satu perkataan dia yg gw inget adalah, “Saya kerja di sini, lillahi ta’ala koq mbak, maaf ya mbak, beneran yah jangan disebar-sebar ke media”
“Bu, jangan minta maaf ke saya, ke Allah, pake bawa2 tuhan segala, saya bukan masalah uang yg saya permasalahkan, saya ga suka aja ngeliat keadaaan di sana….

#Andai pelayanan publik kek pelayanan di bank swasta, disambut senyum, dilayani dengan baik, dan jujur tentunya, toh mereka juga digaji kan… fufufufu..

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun