Di era globalisasi saat ini, persaingan antar manusia sedang di tahap ketat-ketatnya. Entah itu persaingan mendapatkan perguruan tinggi maupun mendapatkan pekerjaan. Semuanya ingin berada di posisi yang dikatakan aman. Untuk mendapatkan posisi yang aman tersebut, sebenarnya ada salah satu kunci yang harus dimiliki oleh semua orang. Kunci itu adalah memanusiakan manusia.
Globalisasi adalah proses integrasi yang timbul akibat adanya pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, serta berbagai aspek kebudayaan lainnya. Faktor-faktor yang mendukung globalisasi meliputi kemajuan teknologi, transportasi, ilmu pengetahuan, telekomunikasi, dan sebagainya, yang nantinya akan berdampak pada perubahan berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Dampak globalisasi juga mencakup semua bidang kehidupan, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan bahkan sektor pertahanan dan keamanan. Sehingga tidak dapat dipungkiri, persaingan antar umat manusia akan terus terjadi pada era ini.
Kita harus sadar jika kita tidak dapat berdiri sendiri di tengah era yang mengharuskan kita untuk harus bekerja sama. Bayangkan saja jika kita tetap mengikuti idealis kita masing-masing tanpa pernah memikirkan peluang untuk tetap bertahap hidup di era saat ini, maka niscaya kita akan kewalahan sendiri karena pijakan yang kita pijak tidak memiliki daya kekuatan yang tangguh.
Sebagai manusia, memang kita ditakdirkan sebagai mahluk paling berakal di antara ciptaannya yang lain. Namun perlu diingat, kita juga ditakdirkan sebagai mahluk sosial yang jelas sekali memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Maka tak heran, jika kita diperintahkan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal dan bekerja sama.
Definisi mahluk sosial sendiri adalah mahluk yang saling berinteraksi dan berhubungan dengan mahluk lainnya. Sebagai manusia, tentu kita tidak dapat terlepas dari yang namanya interaksi dan hubungan karena kita membutuhkannya.
Namun yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana cara agar kita membangun interaksi dan hubungan yang baik? Banyak sekali dari kita merasa khawatir karena takut untuk memulai sebuah interaksi dan hubungan. Padahal, dapat kita sepakati bersama bahwa keduanya sangat dibutuhkan di era globalisasi saat ini.
Untuk dapat menerapkan kedua aspek ini, sebenarnya kita sudah diberikan cara bagaimana agar bisa menerapkan keduanya dengan mudah. Pertama, di agama islam sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadis tentang bagaimana cara bersikap dan berbicara yang baik. Kedua, bersadarkan riset dari ahli keilmuan urusan duniawi, Dale Carnegie, di dalam bukunya berjudul "How to Win Friends and Influence People" dia telah menuliskan bagaimana cara memiliki hubungan interpersonal yang dapat membuat orang lain menyukai dan mempercayai kita, serta membantu kita memengaruhi orang lain tanpa menimbulkan kemarahan atau ketidakpuasan.
Kali ini, saya akan mencoba mengolaborasikan antara keilmuan dunia dan agama agar kita dapat dengan mudah menjalankan interaksi dan hubungan dengan manusia:
1. Cara pemberian Kritik
Di dalam memberikan kritik, usahakan jangan sampai membuat orang lain sakit hati. Sebagai manusia kita memiliki perasaan yang tidak suka dengan kritikan. Jika orang lain berbuat kesalahan, coba kita bahas dahulu hal baik apa yang telah ia kerjakan dan arahkan bagaimana agar dia dapat mengatasi kesalahannya sehinggam menjadi lebih baik menggunakan bahasa yang tidak menyakiti. Bahkan diceritakan dari hadis nabi, nabi Muhammad ketika mengkritik umatnya yang berbuat kesalahan, nabi mengkritik dengan bahasa yang tidak memiliki makna. Bahasa yang tidak memiliki makna ini maksudnya adalah ucapan yang tidak ada artinya dan tidak menyakiti hati umat nabi tersebut.
2. Cara membuat Orang Menyukai