Mohon tunggu...
Faiza Arifatul Husna
Faiza Arifatul Husna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Angkatan 2022 Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi di Garis Depan Perawatan HIV: Manfaat Sistem Informasi

12 September 2024   16:16 Diperbarui: 12 September 2024   16:17 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar HIV (sumber: freepik.com)

Teknologi di Garis Depan Perawatan HIV: Manfaat Sistem Informasi

Sistem informasi telah menjadi komponen krusial dalam manajemen kesehatan, terutama dalam memantau penyakit kronis seperti HIV/AIDS. Artikel berjudul "Enhancing Quality of Life and Medication Adherence for People Living with HIV: The Impact of an Information System" oleh Maria Panayi, Georgios K. Charalambous, dan Eleni Jelastopulu (2024), memaparkan bagaimana integrasi sistem informasi berbasis teknologi dapat meningkatkan kualitas hidup (QOL) dan kepatuhan pasien HIV di Siprus. Peningkatan teknologi dalam bidang kesehatan ini sangat penting karena kasus HIV terus bertambah secara global, meskipun kemajuan pengobatan antiretroviral telah mampu meningkatkan harapan hidup.

Studi ini menunjukkan bahwa pada 2020, terdapat 37,7 juta orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia, dengan sekitar 1,7 juta di antaranya adalah anak-anak. Lebih dari 50% dari mereka yang hidup dengan HIV adalah perempuan, dan meskipun tingkat kematian terkait HIV menurun hingga 47% sejak 2010, kasus baru masih muncul secara signifikan. Kondisi ini menuntut solusi manajemen pasien yang lebih baik, termasuk melalui penerapan sistem informasi kesehatan seperti yang diterapkan di Gregorios Clinic di Siprus.

Penerapan sistem informasi yang dikaji dalam artikel ini memperlihatkan adanya dampak signifikan dalam meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan, serta meningkatkan skor kualitas hidup di berbagai aspek seperti kesehatan fisik, kesehatan mental, dan hubungan sosial. Artikel ini tidak hanya menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya sistem informasi dalam manajemen kesehatan, tetapi juga menggambarkan bagaimana teknologi dapat menjadi alat efektif untuk mengatasi tantangan pengelolaan penyakit kronis seperti HIV.

***

Artikel oleh Panayi, et al (2024) menyajikan studi yang mendalam tentang dampak sistem informasi kesehatan terhadap pasien HIV di Siprus. Penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan sistem informasi Health Medical Care (HMC) memberikan hasil yang sangat signifikan. Dalam studi ini, 200 pasien HIV yang dirawat di Gregorios Clinic menerima kuesioner WHOQOL-HIV BREF untuk mengukur kualitas hidup mereka. Setelah penerapan sistem HMC, 68 pasien dipilih untuk dianalisis lebih lanjut, dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol.

Dalam kurun waktu enam bulan, kelompok yang menggunakan sistem HMC menunjukkan peningkatan signifikan dalam enam aspek kualitas hidup, termasuk kesehatan fisik, kesehatan mental, otonomi, hubungan sosial, kondisi kehidupan, dan spiritualitas. Misalnya, pada subskala kesehatan fisik, skor rata-rata kelompok intervensi meningkat dari 12,6 menjadi 17,7, sedangkan kelompok kontrol hanya mengalami peningkatan kecil dari 12,3 menjadi 12,9. Demikian juga, pada subskala hubungan sosial, skor kelompok intervensi meningkat dari 12,8 menjadi 15,5, sementara kelompok kontrol justru mengalami penurunan dari 14 menjadi 12,8.

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa tingkat kepatuhan terhadap pengobatan juga meningkat secara signifikan dengan penggunaan sistem informasi ini. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan peningkatan kepatuhan yang signifikan (z = -3.819, p < 0.001) pada kelompok yang menggunakan sistem HMC. Pasien dalam kelompok intervensi yang memanfaatkan sistem ini melaporkan lebih sedikit ketidakhadiran pada janji medis dan lebih teratur dalam menjalani terapi antiretroviral (ART).

Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa faktor demografi, seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan, turut mempengaruhi kepatuhan dan kualitas hidup. Pria cenderung lebih patuh dibandingkan wanita, sementara pasien yang lebih muda dan yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi menunjukkan kepatuhan yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien yang berbeda-beda untuk mencapai hasil yang optimal.

Penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa teknologi, khususnya sistem informasi kesehatan, dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan manajemen penyakit kronis. Dengan memanfaatkan sistem informasi, fasilitas kesehatan dapat memantau kondisi pasien secara lebih efektif, memperbaiki kualitas interaksi antara pasien dan tenaga medis, serta meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun