Pernahkah kalian merasakan bagaimana mencintai orang yang terlarang untuk dicintai? Bukan..., aku bukan sedang membicarakan suami orang, yah... meskipun dia bukan suami dari wanita manapun, dia adalah kekasih dari sahabatku, dan aku mencintainya.
Cinta ini terlarang untukku, tapi cinta ini juga terlalu dalam untukku. Seorang AlQadri, cowok manis yang sudah setahun ini berpacaran dengan Senja, sahabatku. Ini salahku, mungkin memang awalnya salahku... Qad (begitu aku menyebutnya) bukannya tak pernah melirikku, dia bahkan pernah menyatakan cintanya padaku jauh sebelum dia mengenal Senja, tapi bodohnya aku kala itu, aku menolaknya.
Waktu itu, kami masih sangat muda, kelas 1 SMA. Aku menyukainya, tapi ku pikir aku hanya sekedar menyukainya karena sifatnya yang ramah, kau akan selalu tertawa jika bersama seorang Qad, dia begitu pada semua orang, pada semua gadis di kelasku, bahkan pada semua gadis yang pernah ditemuinya, gadis-gadis yang tentunya lebih menarik daripada aku.
“Aku mau kamu jadi pacarku!”
Kalimat itu masih tersimpan jelas di memoriku, lekuk-lekuk wajah remajanya, tubuh jangkungnya dan bahunya yang lapang, aroma musk yang menggoda, tatapan mata tajam yang menusuk hatiku, membuat sistem syarafku memompa lebih banyak adrenalin, otakku tak bisa lagi mengendalikan luapan hangat yang menimbun semakin menggila di dadaku, semuanya hanya tampak wajahnya, yah hanya wajahnya!
Ooh... Tuhan! Kini dia terlarang untukku, seharusnya aku tak boleh mencintainya, aku tak boleh menyimpan perasaan apapun untuknya, bukankah aku sendiri yang dulu tidak menginginkannya, bukankah aku yang tidak mempercayai cinta remajanya... terkadang aku jijik dengan perasaan ini, menatapnya penuh harap, harapan bahwa kelak dia akan kembali mengatakan cinta untukku, haparan agar dia segera putus dengan Senja.
Mungkinkah dia masih menyimpan cinta untukku? Setiap kami bertemu pandang, wajahku masih sama panasnya seperti dulu, jantungku masih sama cepat berdetaknya seperti beberapa tahun lalu, dan aku tau, aku benar-benar ingin percaya, tatapan matanya masih sama seperti saat dia menyatakan cintanya. Aku berharap dia masih Qad ku yang dulu.
Aku tidak berniat, sungguh ku tidak berniat menjadi ‘orang ketiga’ dalam kisah cintanya, bagaimanapun... Qad sekarang kekasih Senja, sahabatku sendiri. Tapi Tuhan, biarkan aku menjaga rasa di hatiku ini, biarkan aku memupuknya hingga ia semakin besar dan kuat, karena aku percaya cinta ini membuatku kuat. Izinkan aku Tuhan, untuk menantinya kembali. Bukankah mencintai itu tidak salah? Bukankah setiap mahluk memiliki hak yang sama untuk mencintai? Dan bukankah setiap mahluk juga memiliki hak untuk menjaga cintanya, untuk mengharapkan cintanya, walaupun aku tak bisa berupaya mendapatkan cintanya, karena cintanya telah terlarang untukku.
Oh Tuhan, betapa aku mencintainya... kekasih sahabatku...
[Luv U,My beloved boyfriend_Alqadri]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H