Mohon tunggu...
Cheeqa
Cheeqa Mohon Tunggu... -

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Live Music Pagi Hari, Hiburan atau …?

25 Juli 2011   06:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda memperhatikan satu atau dua tahun terakhir ini, sudah menjadi trend di televisi local, untuk mengadakan acara live music yang disiarkan langsung di pagi hari, biasanya sekitar jam 9 sampai jam 11 pagi, yang berlangsung di pelataran parkir, halaman mall, ataupun di studio TV. Acara-acara tersebut biasanya ramai dipadati pengunjung anak-anak muda usia sekolah sampai mahasiswa. Pernahkan Anda bertanya-tanya, sekelompok besar anak-anak muda tersebut, apakah tidak punya kegiatan yang lebih produktif di pagi hari? Atau apakah begitu sibuknya mereka dan kita semua, begitu tertekannya kita semua sehingga kita butuh acara seperti itu di pagi hari untuk mengurangi tensi tekanan kita?

Saya lupa kapan tepatnya acara-acara tersebut mulai jadi trend. Yang jelas, kesuksesan acara itu di salah satu stasiun televisi membuat stasiun televisi lainnya mulai menayangkan acara sejenis yang dikemas dengan gaya masing-masing. Sekilas tidak ada yang salah, dan semua tampak wajar-wajar saja. Mungkin memang demikian. Mungkin hanya saya yang merasa sedikit paranoid akan efek sampingnya.

Dulu, sewaktu masih SD, di dekat sekolah saya ada sebuah toko yang menyediakan peralatan game dingdong. Dulu tentu saja tidak seperti jaman sekarang, di mana peralatan game bisa dibawa ke mana-mana dan hampir semua orang punya perangkat game-nya sendiri meskipun kecil mungil. Maka usaha game center di toko dekat SD saya itu pun ramai diminati siswa berseragam putih merah. Akibatnya banyak siswa dari SD kami yang rela bolos untuk bermain ke sana. Belakangan pihak sekolah merasa resah dan memperketat pengamanan di pagar sekolah, agar tidak ada siswa yang bisa dengan mudah bolos ke mana pun. Pihak sekolah menyadari bahayanya karena terlihat jelas di depan mata.

Kembali ke kasus live music kita di pagi hari. Memang tidak terlihat yang berpakaian seragam sekolah yang tertangkap kamera. Tentu saja pihak penyelenggara berhati-hati sehingga acara mereka tidak didiskreditkan karenanya. Tapi, cobalah menonton sekali atau dua kali acara tersebut, dan perhatikan pemirsa yang hadir di sana. Rata-rata mungkin mereka berusia SMA atau kuliah.

Baik, mungkin mereka sekolah atau kuliah di sore hari. Atau mungkin mereka membutuhkan hiburan karena tekanan di sekolah dan di kampus begitu membebani. Apakah selepas dari acara tersebut tekanan batin mereka berkurang? Atau mereka hanya lari sebentar dari beban mereka selama acara berlangsung, dan setelahnya, beban itu mau tidak mau harus mereka hadapi lagi tentunya. Apakah menghadiri acara tersebut berkolerasi dalam peningkatan produktivitas mereka, atau paling tidak, membantu menjaga agar produktivitas mereka tetap stabil? Kalau tidak, berarti sia-sia.

Saya berbicara tentang kegiatan yang tidak produktif dan belum jelas manfaatnya, di pagi hari. Pagi hari adalah waktu yang sakral bagi saya. Pagi hari adalah titik kita untuk memulai hari. Kebanyakan orang berpotensi untuk lebih produktif di waktu tersebut. Membaca buku, menulis, mengerjakan tugas, melakukan riset, mempelajari hal baru, dan hal-hal semacamnya. Sayang sekali apabila kemudian hanya digunakan untuk mencari hiburan yang sebenarnya bisa kita dapatkan dengan mudah di waktu-waktu lain sepanjang hari.

Tidak terlihatnya hal ini sebagai masalah, di mana sebagian besar orang menganggap bahwa program tersebut adalah wajar-wajar saja, menurut saya justru adalah masalah itu. Bahaya yang jelas terlihat dan semua orang sepakat bahwa suatu hal adalah berbahaya, bisa lebih cepat dan mudah diatasi, seperti kasus game dingdong di dekat SD saya. Bahaya yang tidak terlihat, di mana kita mungkin akan sibuk berdebat dulu apakah suatu hal itu berbahaya atau tidak, patut atau tidak, justru adalah bahaya yang sebenarnya. Bahaya yang akan menguras tenaga dan pikiran kita sebelum kita bergerak untuk benar-benar mengatasi bahaya itu sendiri.

Sudah sering kita baca, Jepang dan Singapura, yang tidak memiliki sumber daya seperti yang kita miliki, yang tidak memiliki hasil pertanian atau hasil tambang berlimpah ruah, atau bahkan jumlah penduduk yangsebesar jumlah penduduk Indonesia, bisa jauh lebih maju dibanding kita hampir dalam segala hal, terutama perekonomian. Basisnya tentu saja adalah sumber daya manusia. Apakah mereka bersantai-santai di pagi hari dan menonton live music? Anda bisa mencari sendiri jawabannya.

Maka apakah pantas jika kita yang masih berjuang dan berkutat dengan berbagai masalah hampir di semua bidang, kemudian berbondong-bondong memenuhi lapangan parkir, halaman mall, atau studio televisi untuk menikmati hiburan siaran langsung music di pagi hari? Lalu Indonesia kapan majunya?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun