Mohon tunggu...
Cheelsa Nadzmie
Cheelsa Nadzmie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Saya mahasiswa semester 5, saya mempunyai hobby nonton konser musik, dengan hobby yang saya suka saya gunakan itu pula sebagai profesi yang dimana saya suka mengikuti Event kepanitiaan Konser musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hati-Hati! Terhadap Penipuan Buku Voucher Berkedok Amal, dengan Penuh Paksaan di Jalan Braga

19 Desember 2023   22:07 Diperbarui: 19 Desember 2023   22:16 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
contoh orang yang sedan menawarkan buku voucher | dok Pribadi

Jalan braga bandung memang sudah menjadi tempat wisata terutama untuk warga bandungnya tersendiri, dengan banyaknya bangunan-bangunan yang iconic dan bersejarah. Dan banyaknya tempat makan dan tempat nongkrong yang membuat jalan Braga ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan ataupun warga local. 

Tetapi kurangnya jalan Braga ini selalu ada saja orang yang menjual buku voucher berkedok beramal, tetapi dengan cara yang memaksa!!. Apakah disini ada yang pernah mengalami kejadian ini? Sedang berjalan-jalan di jalan Braga Bandung dan tiba-tiba ada yang datang entah itu perempuan atau lelaki. " Kak, maaf. Boleh minta waktunya? satu menit saja." Kalau kamu bilang boleh, bisa jadi satu menit itu akan menjadi satu menit yang paling panjang buat kamu. Karena disaat itu Mereka memang bukan nawarin produk, tapi menawarkan buku potongan voucher diskon. Dan luar biasanya, mereka selalu bawa-bawa nama yayasan sosial seperti Yayasan Anak Indonesia, Yayasan Anyo Indonesia, Yayasan Lupus Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia, dan lainnya. 

Buku voucher tersebut dibanderol seratus ribu rupiah dan mereka yang mengatasnamakan yayasan itu pasti akan bilang, "Uang seratus ribu ini seluruhnya akan kami sumbangkan ke yayasan xxx. Terima kasih banyak sudah membantu." Dijamin pahala kalian besar di surga. Tidak ada yang salah sih, tapi kalau dilihat-lihat lagi ternyata memang ada yang tidak beres dan bahkan kalau ditilik lebih jauh lagi ternyata banyak orang yang mengeluh karena hal ini.

Jika kita tidak mau menerima apa yang dia tawarkan dengan contoh "tidak ada uang cash" maka orang ini akan memaksa sampai kita membali barang yang dia punya itu. "gapapa kak, ayo saya antarkan ke ATM sekarang juga". Makin ditolak makin penuh paksaan yang membuat situasi menjadi tidak nyaman. "Ayo dong kak, bantu untuk amal. Masa kakak bisa jajan dan jalan-jalan dibraga, tapi buat nyumbang aja gak bisa?" ucapnya.

"saya juga kurang nyaman, kalau lagi duduk-duduk dipinggir tiba-tiba disamperin dan ditawarkan buku voucher itu dengan cara memaksa". Menurut tina salah satu pengunjung yang ada di braga.

"saya sih kalau ada orang yang ada tanda-tanda akan mendekat saya otomatis langsung kabur, karena sudah tau apa tujuan dia" menurut pengunjung lainnya yang juga merasakan tidak nyaman.

Dalam hal ini memang harus diperhatikan karena memang ini sangat mengganggu kenyaman pengunjung yang sekedar ingin berjalan-jalan atau berswafoto disana. Bahkan ciri-ciri orang yang selalu menawarkan buku voucher ini selalu menggunakan tas selempang / tas gendong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun