Sebenarnya malam ini adalah kesempatan besar bagi LNM CS untuk membuktikan OMONG BESAR mereka. Setelah sekian lama menunggu kesempatan, ternyata LNM CS tidak bisa memanfaatkan kesempatan ini. Sayang, sangat disayangkan, semua terbuang sia-sia. Kalau kita melihat keadaan sebelumnya, begitu susah LNM CS untuk kembali menancapkan kukunya di PSSI. Semua cara sudah dilakukan tetapi semua berujung pada kegagalan. Beruntung nasib baik memihak LNM CS, semenjak Roy Suryo menjadi Menpora semua berbalik arah. Sebelumnya sinar LNM CS meredup, tiba-tiba mulai kembali terang. Apalagi semenjak BTN terbentuk dan akhirnya diikuti dengan KLB, maka sinar itu mulai terang- benderang. Perlahan-lahan PSSI kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi (bagi LNM CS). Ini bisa dilihat dari duduknya LNM CS sebagai orang nomor dua baik di PSSI maupun di BTN.
Tak bisa dipungkiri atas kehebatan mereka di organisasi, hanya dengan menjadi nomor dua mereka bisa merubah semua keadaan, dari yang merugikan menjadi menguntungkan. Hal ini bisa dilihat dengan pergantian pelatih Timnas tanpa sepengetahuan dan sepertujuan Ketua PSSI dan BTN. Kalau kita lihat ini bukanlah sebuah keanehan, mereka yang berada di lingkaran LNM CS adalah orang-orang yang piawai dalam berorganisasi. Kalau tidak, bagaimana mungkin sang Ketua dapat dikadalin (sama Buaya :D). Kita dapat mengambil contoh pada pesta demokrasi yang akan kita rasakan kembali. Kita semua tahu bagaimana terpuruknya GOLKAR pasca reformasi tetapi disaat pemilu 1999 suara GOLKAR yang diprediksi bakal turun tajam berhasil di pertahankan oleh Akbar Tanjung CS sehingga masih masuk 2 besar. Malahan pemilu berikutnya 2004 menjadi pemenang. Sampai-sampai mereka yang begitu trauma dengan GOLKAR mengatakan salah satu kesalahan dari reformasi adalah tidak mencantumkan GOLKAR sebagai partai terlarang di Indonesia seperti PKI. Contoh lain adalah sewaktu Jusuf Kalla menjadi Wapres, kehadiran JK sampai disebut matahari kembar dan membuat takut SBY, sehingga mendepak beliau untuk kembali menjadi pasangan Capres-Wapres.
Kembali ke topik semula, penggantian pelatih secara tiba-tiba sebenarnya dengan mudah ditebak adalah sebagai cara untuk memuluskan rencana LNM CS untuk unjuk gigi. Dan kita dapat melihat juga, akhirnya pemain yang dipilih adalah pemain-pemain dari pihak mereka juga, walaupun slogannya “ONE NATION ONE TEAM”. Tidak ada satupun pemain dari IPL yang dimainkan dalam pertandingan malam ini. Analisanya gampang, jika tadi Indonesia dapat menang atau minimal seri (bagi saya) maka LNM CS akan mudah untuk berkoar-koar “ lihat dengan pemain ISL Indonesia dapat bermain lebih baik, benarkan bahwa tim yang kemaren adalah abal-abal, kampungan, amatiran dan sebagainya”. Maka kedepannya akan lebih mudah bagi LNM CS untuk beragumentasi bahwa penggantian pelatih adalah pilihan yang tepat dan selayaknya dipertahankan. Buktinya dapat dilihat dari hasil pertandingan.
Namun sayang sejuta kali sayang, seperti di awal tulisan. Hasil yang diharapkan tak pernah datang. LNM CS tidak dapat memanfaatkan peluang terbesar mereka untuk terus mencapkan kukunya lebih dalam dengan cepat. Malahan menjadi bumerang dan bukti bahwa selama ini yang di KOAR-KOAR kan hanyalah NOL BESAR. LNM CS, jangan pernah lagi untuk berbangga diri, meremehkan orang lain dan menganggap diri paling hebat. Ingat!!! sepakbola adalah TEAM, seorang Messi tidak akan ada apa-apanya tanpa 10 orang yang lain. Bermainlah sebagai TEAM, tanpa ada yang merasa hebat dan sebagainya. Bahu-membahu demi Ibu Pertiwi tanpa TAMPOL-TAMPOLAN :D. Akhirnya hanya Tuhan yang tahu mana yang tulus dan tidak. Dan hanya TUHAN pemutus segalanya, kita hanya dapat berusaha, termasuk hasil unjuk gigi LNM CS yang GATOT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H