Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Penulis - youtuber edukasi, penulis buku

Hai, saya adalah seorang kreator edukasi di platform youtube, dengan nama channel cerdas kimia. Saya juga seorang penulis buku pelajaran kimia. Saat ini saya merupakan awardee LPDP RI dan berkuliah di Prodi S3 Pendidikan IPA UNS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Zodiak, Sains atau Kepercayaan Subjektif?

25 November 2024   11:39 Diperbarui: 25 November 2024   12:58 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh : Nur Hasanah

(Mahasiswa S3 Pendidikan IPA UNS)

Kuliah Filsafat IPA

Dosen pengampu : Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D

Zodiak atau ramalan bintang diminati dan dipercayai banyak orang. Namun, kita perlu tahu apakah zodiak ini merupakan sains? ataukah hanya kepercayaan subjektif semata? Syarat suatu hal dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan (sains) diantaranya logis, empiris, dapat diverifikasi, dan dapat direplikasi. Logis artinya ilmu pengetahuan memiliki penjelasan yang dapat diterima oleh nalar manusia dan tidak bertentangan dengan prinsip logika. Empiris artinya ilmu pengetahuan harus didasarkan pada pengamatan yang nyata. Pengetahuan diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan analisis data. Dapat diverifikasi artinya ilmu pengetahuan harus dapat dibuktikan kebenarannya. Dapat direplikasi artinya ilmu pengetahuan dapat dilakukan ulang oleh orang lain dan menghasilkan hasil yang sama. Zodiak yang berasal dari konsep astrologi tidak dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan (sains) karena alasan-alasan berikut:

  • Tidak konsisten secara astronomi

Astrologi tidak konsisten secara astronomi karena pembagian 12 tanda zodiak berdasar rasi bintang tidak sesuai dengan fenomena presesi bumi yakni peristiwa pergeseran sumbu rotasi bumi yang disebabkan oleh tarikan gravitasi matahari dan bulan. Hal ini menyebabkan tanggal zodiak tidak lagi sesuai dengan posisi aktual bintang di langit.

  • Tidak didukung oleh bukti empiris

Sejauh ini tidak ada hubungan statistik yang signifikan antara tanda zodiak seseorang dan kepribadian atau kehidupannya. Hal ini diperkuat dengan penelitian-penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat tes psikologi yang tidak mendukung klaim astrologi. Kepercayaan terhadap astrologi atau zodiak ini timbul hanya karena adanya efek Barnum, yakni mekanisme psikologi dari ilusi kognitif yang efektif (Mayer, 2019). Astrologi hanya bersifat ramalan yang menggunakan persepsi ekstrasensori atau intuisi yang memainkan peran penentu dalam ramalan tersebut. Tidak ada bukti empiris tentang kebenaran ramalan dalam astrologi ini.

  • Adanya bias kognitif dan kepercayaan subjektif

Banyak orang mempercayai zodiak walaupun tidak ada dasar ilmiahnya. Hal ini dapat disebabkan karena zodiak menyediakan narasi sederhana yang dapat membantu manusia memahami kehidupan mereka. Zodiak juga memberikan kontrol terhadap masa depan sehingga akan memberi sugesti kepada manusia. Dalam hal ini kadang-kadang zodiak juga memberikan motivasi kepada manusia untuk menghadapi masa depan mereka. Dalam hal ini zodiak dapat bersifat sebagai kepercayaan subjektif dan bukan sebagai ilmu pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun