Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Bagi Sembako, Nyindir Siapa?

11 April 2020   20:28 Diperbarui: 12 April 2020   00:38 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemarin (Kamis, 9 April 2020)  sepulang kerja Presiden Jokowi dari Istana, menuju arah Kemayoran, di beberapa titik memberikan 400 bingkisan sembako kepada pengemudi Ojol, yang esok harinya dengan  diberlakukan nya PSBB di DKI Jakarta, mereka tidak boleh lagi membawa penumpang, karena terkait dengan PSBB yang sudah harus dilaksanakan dengan tertib, tegas dan penegakan hukum berlaku mulai  10 April 2020.

Presiden Jokowi seolah memberi isyarat kepada para pengemudi Ojol, tidak perlu khawatir jika tidak dibolehkan membawa penumpang tetapi boleh membawa barang. Pemerintah sudah menyediakan berbagai paket cafeteria bansos, dalam bantuk BLT, bantuan sembako, PKH, kartu pra kerja, dan pembebasan serta keringanan listrik yang voltase nya rendah 450 VA dan 900 VA, untuk selama 3 bulan.

Di media elektronik disiarkan berulang-ulang paket bantuan sosial Presiden tersebut, dan kemarin itu mungkin dimaksudkan sebagai launching bansos di maksud, untuk wilayah yang menerapkan PSBB dengan penegakan hukum.

Mungkin saja  Presiden Jokowi tidak puas hanya disiarkan di media elektronik ataupun di media cetak, perlu dalam bentuk aksi konkrit di lapangan. Kebiasaan lama kambuh lagi, sebagaimana sering dilakukan pada masa kampanye Pilpres yang lalu.

Harapan Presiden, para pengemudi Ojol akan gembira dan senang hati. Presiden tidak omdo (omong doank), tapi konkrit langsung diberikan dari mobil sedan Presiden RI,   RI 1. Mungkin tidak ada dari semua negara yang kena Pandemi, Kepala Negaranya melakukan hal yang sama seperti Presiden RI, Joko Widodo.

Para pengamat, politisi, analisis kebijakan publik, boleh memberikan pendapat dan analisisnya, mulai dari yang memuji sampai yang memprotes, tetapi disitu lah kelebihan Presiden kita ini. Orang tidak memikirkan seperti itu yang dilakukan Presiden, bagi Pak Jokowi itu hal biasa. Ingat langkah beliau melakukan blusukan yang menjadi trending topic cukup lama di media sosial.

Mungkin saja Presiden memberi pesan kepada para menteri-menterinya. Lakukanlah yang sama. Pak Mensos ajak itu para Gubernur, Bupati, Walikota untuk mengantar bansos kerumah-rumah mereka yang terkena dampak wabah Covid-19, miskin dan tidak mampu.  Jadikan itu gerakan masif para pejabat negara di pusat dan daerah, gunakan peralatan APD yang memadai.

Penerawangan saya, ada pesan khusus juga untuk Mendiknas Nadiem Makariem agar memperhatikan para pengemudi Ojol Go Jek, yang sudah bertahun-tahun memberikan keuntungan berlipat ganda ke kantong perusahaan Nadiem. "Mas Nadiem ya mbok melakukan hal yang sama dengan yang Presiden  lakukan".

Bagi Nadiem mungkin caranya bisa berbeda, yaitu mengeluarkan CSR nya. Kalau selama ini, pihak perusahaan (aplikator) mendapatkan 20% dari ongkos Ojek yang diperoleh dari penumpang.  Karena tidak ada lagi menumpang maka untuk selama 14 hari diberlakukan nya PSBB di Jakarta, perusahaan Nadiem diharapkan  mengisi uang di virtual account masing-masing pengemudi, misalnya Rp. 600 ribu untuk 2 minggu.

Dengan syarat tetap di rumah, kecuali ada penugasan mengantar barang. Kekurangan kebutuhan sehari-hari misalnya sembako dapat diperoleh dari Pemda DKI dan Kemensos, sebagai masyarakat yang ter dampak Covid-19.  Dengan  cara ini, pasti lebih tertib dan membangun spirit solidaritas antara pengemudi dengan mitra nya yaitu  perusahaan aplikasi Go Jek.

Demikian juga Menaker, dengan contoh Pak Jokowi turun langsung ke jalanan, tanpa takut resiko ancaman teroris (kalau ada), maupun gerombolan Covid-19,  harus berpikir keras lagi peran apa yang dapat dilakukan dalam situasi banyaknya terjadi PHK, seperti Swalayan Ramayana di Depok baru-baru ini, sampai ada yang menangis histeris, mengajak menyelesaikannya dengan mitra Menaker yaitu Apindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun