Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kebijakan Pemerintah Membebaskan Iuran BP Jamsostek Itu Keliru

13 Maret 2020   08:13 Diperbarui: 13 Maret 2020   12:15 3288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pelayanan di BP Jamsostek | Sumber: Kompas.com/Muh. Amran Amir

Pemerintah akan merilis secara resmi kebijakan stimulus jilid II besok, Jumat (13/3/2020). Dalam aturan ini pemerintah akan membebaskan penarikan pajak karyawan hingga iuran BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek.

Stimulus tersebut digelontorkan pemerintah guna mendorong perekonomian di tengah penyebaran virus corona alias Covid-19.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono mengatakan, semua stimulus diberikan ke sektor yang paling terdampak dari virus corona. Yang terbaru adalah soal pembebasan iuran BP Jamsostek sementara waktu.

"BPJS [Ketenagakerjaan] diusulkan pembebasan atau penundaan iuran beberapa program BPJS untuk beberapa jenis program," ujar Susi di Kantornya, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Menurutnya, ada berbagai program di BPJS Ketenagakerjaan yang akan dipilih mana saja yang akan dibebaskan sementara. Apakah Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Hari Tua (JHT).

"Kan banyak jenisnya tuh seperti jaminan kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, kematian dan sebagainya. Akan dilihat mana yang bisa bermanfaat untuk dorong relaksasi itu," jelasnya.

Namun, untuk detail berapa lama akan dibebaskan, Susi mengatakan masih dalam pembahasan dan penghitungan. Malam ini akan difinalkan sehingga bisa diumumkan esok hari.

"Pemerintah berhati-hati mempertimbangkan kebijakan stimulus jilid II karena kondisi sudah seperti ini. Tadi sudah dilaporkan Presiden, substansi oke, hitung angka-angka malam ini," tegasnya.

Berita di atas sengaja secara utuh saya kutip, supaya tidak menimbulkan misinformasi, dan tuduhan salah kutip. Sebab isi berita sangat menarik dan isu yang sensitif.

Heboh wabah Covid-19, yang sampai akhir Februari 2020, menurut Menkes Indonesia masih aman, masih negatif. Satu hari kemudian Gubernur DKI Jakarta mengumumkan ada ratusan dan puluhan yang dalam pemantauan di DKI Jakarta, Menkes Terawan kebakaran jenggot. Masih mengatakan negatif.

Satu hari berikutnya Presiden Jokowi didampingi Menkes mengumumkan ada 2 orang yang terkena virus corona. Indonesia pun gempar. Sinetron apa yang sedang dimainkan oleh penyelenggara republik ini. Serba kagetan. Sebab mendadak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun