Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kemelut KPU, Apa Solusinya?

10 Mei 2019   01:54 Diperbarui: 10 Mei 2019   02:25 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah dicermati  berbagai kebijakan dan pelaksanaan atas kebijakan yang dilakukan KPU , mulai dari persiapan, masa kampanye, masa tenang, waktu Pemilu, dan pasca Pemilu, saat ini sudah pada fase Pasca Pemilu.

Riak- riak ketidakpuasan atas kinerja KPU, sudah mulai bertiup dan dipertanyakan oleh pihak-pihak terkait dan rakyat itu sendiri.

Persoalan besar yang paling menghebohkan soal kotak suara dari kardus.  Ketua KPU pasang badan mempertahankan bahwa kardus itu bagus, hemat, efisien, dn dibuat dengan konstruksi yang kokoh. Untuk meyakinkan rakyat, Ketua  KPU  Arief Budiman menunjukkan gaya sedang duduk di atas kardus kotak suara, dan viralkan di semua media.

Belum lagi waktunya pencoblosan, sudah dapat berita di beberapa tempat ada kardus kotak suara yang dimakan rayap,  hancur seperti bubur terkena banjir, dan lainnya.

Setelah pencoblosan Pemilu, ada kotak suara kardus yang ada isinya terbakar habis di gudang. Apakah terbakar atau dibakar,  pihak Kepolisian yang lebih tahu. Mantan anggota KPU sebelum nya sudah  protes penggunaan kardus tersebut, karena masa mereka menggunakan aluminium dan lebih tahan,  safety dan security nya terjamin dengan dikunci pakai gembok.

Tidak masuk dalam pikiran rakyat, bagaimana kokohnya kotak suara kardus di pasang gembok.  Pihak KPU ngotot gunakan kardus ya sudahlah, rakyat  lama-lama diam sendiri.

Heboh berikutnya soal DPT yang diduga double sebanyak 17,5 juta orang, dengan keanehan pada tanggal dan bulan lahir.  Itupun tidak ada penyelesaian. KPU tidak perlu ambil pusing, karena hanya pihak BPN Paslon 02 saja yang complain, pihak TKN Paslon 01 adem-adem saja. Sepertinya mereka yakin tidak akan merugikan pihak Paslon 01.

Selama masa kampanye, sudah terlihat pihak KPU dan Bawaslu sudah keteteran menghadapi dinamika yang tajam dan luar biasa antar Timses. Berbagai pelanggaran terjadi, ada yang diselesaikan, ada yang diambangkan begitu saja sampai senyap sendiri.

Demikian juga dalam persiapan Debat selama 5 putaran antara Paslon 01 dan 2,  berbagai model debat dicoba, dan terus disempurnakan dalam sertiap kali debat. Sepertinya tidak ada konsep yang baku yang menjadi acuan. Dalam istilah manajemennya trial and error.  Padahal mekanisme debat KPU sudah punya pengalaman Pemilu 2014. Mungkin karena sudah lama lima tahun yang lalu, jadi lupa. Mungkin kebanyakan makan obat Panadol, jadi mudah lupa. Sebab kalau kita makan Panadol akan lupa akan sakitnya.

Persoalan besar lainnya yang  berpotensi  menurunkan kredibilitas KPU adalah proses penyelenggaran Pemilu yang hari pertama sudah menimbulkan kegaduhan karena persoalan Quick Count yang dilakukan lembaga survey. Diperintahkan Bawaslu untuk dihentikan. Berganti dengan Real Count KPU berdasarkan input data pada Situng KPU. Bawaslu mendatangi IT nya KPU, ternyata ruang IT dan penempatan server tidak memenuhi standar dan menjadi heboh di ruang publik.

Hasil Real Count Situng KPU, tidak jauh beda dengan Quick Count, sehingga menimbulkan kecurigaan kemungkinan ada kecurangan dalam input data oleh para "intruder" yang juga diduga ada di dalam team IT KPU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun