Mohon tunggu...
Chaya Mutiara
Chaya Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi folly

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Empati Martin Hoffman

17 Januari 2025   22:38 Diperbarui: 17 Januari 2025   22:38 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Teori Empati Martin Hoffman

Tentu, mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai Teori Empati Martin Hoffman.

Teori Empati Martin Hoffman: Memahami Perasaan Orang Lain

Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan, dikenal luas atas kontribusinya dalam memahami perkembangan empati pada anak-anak. Teorinya memberikan kerangka kerja yang komprehensif tentang bagaimana kita belajar untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dan bagaimana empati ini berperan dalam membentuk perilaku sosial kita.

Empati: Lebih dari Sekadar Memahami

Hoffman mendefinisikan empati sebagai sebuah respons afektif yang muncul ketika seseorang merasakan emosi yang sesuai dengan situasi emosional orang lain. Ini berarti lebih dari sekadar memahami secara kognitif apa yang dirasakan orang lain, tetapi juga melibatkan perasaan tergerak untuk membantu atau merespons dengan cara yang mendukung.

Perkembangan Empati Menurut Hoffman

Hoffman mengidentifikasi beberapa tahap dalam perkembangan empati:

Empati Global Egois (Neonatal): Pada tahap ini, bayi merespons ketidaknyamanan orang lain dengan merasakan ketidaknyamanan yang sama pada dirinya sendiri. Namun, respons ini lebih didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi ketidaknyamanan diri sendiri daripada keinginan untuk membantu orang lain.
Empati Egois (Usia Toddler): Anak-anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda dari dirinya sendiri. Namun, mereka masih cenderung merespons berdasarkan bagaimana perasaan mereka sendiri akan terpengaruh oleh situasi tersebut.
Empati Perspektif (Usia Prasekolah): Anak-anak mulai mampu mengambil perspektif orang lain dan memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda, bahkan jika situasi yang sama tidak akan menimbulkan perasaan yang sama pada diri mereka.
Empati Empatik (Usia Sekolah): Pada tahap ini, anak-anak dapat merasakan emosi orang lain secara mendalam dan merespons dengan tindakan prososial yang tulus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati

Hoffman juga mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan empati, antara lain:

Sosialisasi: Interaksi dengan orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sosial lainnya sangat penting dalam membentuk kemampuan berempati.
Permainan: Permainan peran dan permainan kolaboratif dapat membantu anak-anak belajar untuk memahami perspektif orang lain dan mengembangkan kemampuan untuk berempati.
Pengalaman pribadi: Pengalaman pribadi dengan emosi yang kuat, baik positif maupun negatif, dapat meningkatkan kemampuan berempati.
Kecerdasan emosional: Kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri merupakan dasar yang penting untuk mengembangkan empati.
Implikasi Teori Hoffman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun